Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2017, 10:30 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurunkan berat badan berlebih untuk mencapai berat badan ideal yang sehat memang baik dilakukan. Namun, jangan menggunakan cara yang tidak sehat. Misalnya, selalu memuntahkan makanan yang baru saja dimakan.

Psikolog dari Klinik LightHOUSE, Naomi Ernawati Lestari mengatakan, sering memuntahkan makan setiap kali habis makan merupakan salah satu tanda gangguan makan bulimia. Masalah bulimia kerap terjadi pada anak-anak atau remaja dan dewasa muda.

Naomi mengatakan, orangtua perlu mewaspadai jika setiap habis makan, anak akan langsung pegi ke kamar mandi dalam waktu yang sangat lama.

"Di kamar mandinya enggak sebentar, kok lama banget sampai 15 menit lebih. Jadi mereka enggak pengin makanan dicerna dulu. Begitu makan, enggak lama langsung dikeluarin," jelas Naomi dalam temu media di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

Orang mengalami bulimia selalu memiliki kompensasi setiap kali habis makan. Jadi, bila sehari makan sebanyak tiga kali, maka dalam sehari bisa memuntahkan makanan sebanyak tiga kali atau dengan kompensasi lainnya.

"Kita lihat, dia abis makan ada kompensasi enggak? Tidak selalu berupa memuntahkan makanan, bisa dengan minum obat pencahar, olahraga berlebihan, misalnya habis makan harus olahraga ke gym selama 2 jam," terang Naomi.

Akibat suka mengeluarkan makanan secara paksa setiap kali habis makan, tenggorokan dan gigi anak jadi bermasalah. Dalam kasus yang parah, menstruasi pada anak perempuan bisa terhenti karena kekurangan gizi.

Psikolog dari Klinik LightHOUSE Anindita Citra menambahkan, anak yang bulimia tak selalu memiliki badan yang kurus. Beberapa kasus bulimia terkadang disertai dengan gangguan makan lain, yaitu binge eating atau makan yang sangat kalap.

"Jadi habis makan yang sangat kalap, dia akan merasa bersalah, lalu berusaha terus mengeluarkan makanannya. Kadang bulimia ketahuan dari pasien yang datang dengan binge eating," kata Citra.

Gangguan makan seperti ini tak hanya membutuhkan ahli gizi untuk memperbaiki pola makannya, tetapi juga psikolog untuk memperbaiki pola pikirnya.

Citra menjelaskan, pada anak-anak dan remaja, biasanya akan diberikan Family Behavior Therapy terlebih dahulu. Sebab, keluarga sangat berperan penting dalam membentuk kebiasaan makan yang sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau