Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Jangka Panjang "Bullying" pada Pelaku dan Korban

Kompas.com - 31/03/2017, 13:00 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

Sumber SHAPE

KOMPAS.com - Bagi beberapa orang masa SMA mungkin termasuk waktu paling ingin dilupakan karena pernah dirisak (bullying). Dampak psikologis bully ini ternyata bisa jangka panjang.

Riset baru menemukan pelaku bully dan korban-korbannya jadi lebih terobsesi dengan berat badan dibanding orang lain.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, riset yang dipimpin Dieter Wolke dan rekan-rekannya mensurvei hampir 3.000 anak usia 11-16 tahun di sekolah-sekolah Inggris mengenai keterlibatan mereka pada perisakan.

Pemikiran dan perilaku makan serta olahraga para remaja, kadar harga diri, citra tubuh dan kesehatan emosi dinilai lewat sejumlah kuesioner.

Lebih dari separuh korban perisakan (55 persen) terobsesi dengan penurunan berat badan, bersama dengan 42 persen pelaku perisakan juga. Sebagai perbandingan, hanya 35 persen mereka yang tak terlibat dari segala perisakan terobsesi penurunan berat badan.

Populasi yang paling berisiko adalah "para korban dan pelaku", mereka yang berada di dua sisi bully karena periset menemukan 57 persen mengalami perasaan obsesi soal berat badan. Di atas itu, kelompok ini juga paling berisiko mengalami gangguan pola makan.

Wolke dan rekan-rekannya percaya bully didorong oleh keinginan untuk menjadi yang paling menarik dan kuat, sementara korban-korban perisakan memiliki fungsi psikologis berkurang.

Secara alami, menjadi target bully berdampak jangka panjang seperti berat badan, merasa diri rendah dan gangguan pola makan.

Tetapi korban dan pelaku bully (jika Anda pernah digoda tetapi pernah juga menggoda orang lain) terpengaruh di dua sisi. Tidak hanya mereka punya dorongan untuk diinginkan, populer dan kuat, tetapi mereka juga dapat menderita dampak psikologi dan kadar harga diri rendah yang diderita orang di-bully.

Pelajaran yang diambil dari kesimpulan penelitian ini, bullying itu beracun. Hasil riset ini membuktikan bahwa perilaku negatif dapat membahayakan kesehatan juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau