Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Modifikasi "Lifestyle" Cegah Sakit Jantung

Kompas.com - 19/12/2011, 14:42 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Sampai saat ini, penyakit jantung koroner masih menjadi momok menakutkan dan merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia.  Kondisi ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila setiap individu melakukan perubahan gaya hidup (lifesytle) dengan rutin melakukan olahraga dan menjalani pola diet yang sehat.

Demikian disampaikan spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Erwinanto Sp.JP, saat acara workshop bertajuk "Healthy Life, Healthy Me", di Bandung Sabtu (17/12/2011)

Menurut Erwin, frekuensi olahraga yang teratur, mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, mengurangi asupan alkohol dan lemak jenuh dalam makanan secara drastis dapat mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini.
 
"Penyakit jantung dapat dicegah dengan memodifikasi lifestyle, dan minum obat untuk mengurangi mortalitas," katanya.

Erwin menerangkan, penyakit jantung koroner umumnya terjadi akibat adanya timbunan plak pada lapisan dalam pembuluh darah jantung (aterosklerosis), yang mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu. Plak tersebut bisa pecah kapan saja tanpa dapat diprediksi.

"Plak pecah karena berubah komposisinya, dan komposisinya berubah karena lifestyle," ucapnya.

Ia menambahkan, penumpukan plak atau zat lemak secara berlebihan pada lapisan dinding nadi pembuluh koroner sangat dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. Mereka yang tergolong perokok berat, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan stres juga berada pada risiko mendapatkan penyakit jantung koroner.

Erwin mengatakan, butuh waktu yang lama untuk menghilangkan plak pada pembuluh darah jantung. Namun, cara yang terbaik bagi mereka yang sudah diketahui memiliki plak adalah dengan berusaha mengurangi jumlah plak dan menjaganya agar tidak pecah.

"Yang bisa kita lakukan adalah mengurangi plaknya. Dan biarkan plak seperti itu tapi jangan sampai pecah," katanya

Untuk menjaga agar plak tidak pecah, lanjut Erwin, ada dua hal yang harus dijalankan secara bersamaan yaitu dengan mengonsumsi obat-obatan tertentu dan mengubah lifestyle. Apabila seseorang hanya melakukan salah satu saja, misalnya mengonsumsi obat tanpa disertai perubahan gaya hidup, maka hasilnya tidak akan maksimal, begitu pula sebaliknya.

Sayangnya lanjut Erwin, sampai saat ini belum ada cara untuk mendeteksi keberadaan plak tersebut. Apalagi mereka yang mempunyai plak cenderung tidak menunjukkan keluhan apa pun.

Erwin menganjurkan, bagi mereka yang diketahui memiliki risiko tinggi dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner harus berhati-hati ketika memutuskan untuk berolahraga. "Orang dengan penyakit jantung harus tetap olahraga, tetapi dosisnya ditentukan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau