YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Hip prosthesis adalah satu jenis peralatan medis yang biasa digunakan sebagai implan untuk mengembalikan fungsi tulang pangkal paha yang patah. Pemasangan hip prosthesis di Indonesia cukup besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selama ini, pemenuhan kebutuhan hip prosthesis masih mengandalkan produk impor. Masalahnya, ukuran tulang orang Indonesia berbeda dengan ukuran hip prosthesis impor tersebut. Realitas ini mendorong Dr Alva Edy Tontowi, staf pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), berupaya mengembangkan hip prosthesis dengan ukuran tulang orang Indonesia.
"Selain ukurannya lebih sesuai, hip prosthesis ini harganya lebih murah dari hip prosthesis impor. Harapannya, akan lebih banyak pasien penderita patah tulang yang bisa dilayani," kata Alva, Jumat (13/4/2012).
Alva lebih lanjut memaparkan bahwa hasil kajian material dan pengalaman dokter bedah tulang di RS Sardjito memperlihatkan bahwa walaupun hip prosthesis yang dibuat dari baja stainless 316L sudah direkomendasikan oleh Foods and Drugs Agency (FDA) di Amerika Serikat sebagai material implan, sifat biokompabilitas dan bioaktivitasnya belum sepenuhnya terjamin.
Oleh karena itu, Alva mengembangkan hip prosthesis yang berbeda dengan hip prosthesis impor di pasaran. Hip prosthesis buatannya diberi nama Gama-Hip Prosthesis, yang memiliki perbedaan pada stem-nya, yang dilapisi Hydroxyapatite (HA) buatan Bioceramics Minifactory UGM. Penambahan HA di stem ini untuk memberikan sifat bioaktif dan biointegrasi (pengikat) dengan jaringan sekitarnya.
"Jadi, di samping disesuaikan dengan struktur tulang manusia Indonesia, produk Gama-Hip Prosthesis ini juga akan lebih harmonis dengan jaringan di sekitarnya, dan harganya pun relatif lebih murah dibanding produk impor. Harga prosthesis jenis monopolar-hemiathroplasty berbahan baja stainless 316L atau AlTi6V4 biasa dijual dengan harga sekitar Rp 8 juta hingga Rp 12 juta per unit. Adapun Gama-Hip Prosthesis rencananya akan dipasarkan Rp 5 juta per unitnya," kata Alva.
Sementara itu, data di sejumlah rumah sakit besar di Yogyakarta menunjukkan bahwa setiap bulannya terdapat sekitar 16 pasien yang memasang hip prosthesis atau sekitar 192 unit per tahun dengan ukuran bola hip bervariasi antara 36 milimeter dan 46 milimeter. Selama ini, kebutuhan dalam negeri tersebut masih dipenuhi dengan produk impor dengan karakteristik postur tulang yang berbeda dengan orang Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.