Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2014, 17:06 WIB

KOMPAS.com — Tak banyak orang yang mampu menguasai lebih dari 3 bahasa secara fasih dan baik. Salah satu remaja yang mampu melakukannya adalah almarhumah Gayatri Wailissa (17), remaja asal Ambon.

Gayatri diberitakan memiliki kecerdasan linguistik. Gadis belia ini menguasai berbagai bahasa, mulai dari bahasa Inggris, Perancis, Rusia, Arab, hingga Mandarin. Uniknya, kemampuannya itu tidak didapatkan melalui kursus, melainkan dengan mendengar lagu dan menonton film asing.

"Saya tidak punya biaya. Keluarga saya sederhana. Saya hanya suka nonton film kartun dan dengar lagu bahasa asing. Rasa penasaran saya akan bahasa membuat saya mencari tahu arti dan bagaimana mengucapkannya. Dari buku, saya pelajari tata bahasanya. Dari film dan lagu, saya pelajari pengucapannya, dan dari kamus, saya hafalin kosakatanya. Begitulah cara saya mempelajari bahasa asing," ungkap Gayatri di Kantor AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Ambon, Senin (17/6/2013) silam.

Andreas Harry, dokter spesialis saraf, menyebut Gayatri sebagai anak yang genius. "Kemampuan bahasanya sempurna. Bukan hanya grammar, logat dan pengucapannya juga sama persis," katanya kepada Kompas.com, Senin (27/10/2014).

Andreas menjelaskan, kecerdasan Gayatri diperoleh karena ukuran otak kiri yang lebih besar daripada otak kanan. "Ini mirip dengan Einstein yang otak kirinya lebih besar satu sentimeter dari otak kanan, sementara pada orang normal otak kanannya lebih besar," ujarnya.

Dengan struktur otak seperti itu, menurut Andreas, tak mengherankan jika Gayatri sudah bisa menangkap dan meniru hanya dengan mendengar lagu atau orang yang berbicara bahasa asing. "Ada pemusik yang hebat sekali, baru mendengar satu lagu berbahasa Indonesia, tetapi langsung mampu mengubah nada dan iramanya menjadi lagu berbahasa lain," katanya.

Otak terdiri dari banyak struktur yang memiliki fungsi spesifik. Otak besar dibagi menjadi belahan (hemisfer) kiri dan kanan. "Pusat linguistik selalu ada di kiri. Suara dan bunyi yang didengar akan diterima oleh bagian temporalis, lalu diolah di bagian frontal, dan diucapkan oleh mulut," katanya.

Namun, menurut Andreas, otak juga harus proporsional sehingga, jika ada satu bagian yang ukurannya lebih besar, maka bagian lain akan lebih kecil.

"Kalau bagian parietalis-nya besar, tentu bagian lainnya akan lebih kecil," papar dokter dari RS Gading Pluit, Jakarta, ini.

Hal tersebut akan berpengaruh pada kemampuan dalam bidang lainnya. "Kalau ia punya kecerdasan tinggi dalam bidang bahasa, biasanya tidak ahli dalam fisika atau matematika karena faktor bagian otak lainnya yang lebih kecil tadi," katanya.

Anak-anak yang punya kecerdasan verbal-linguistik seperti Gayatri biasanya bukan hanya mampu menguasai beberapa bahasa, tetapi juga punya kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, atau tulisan.

"Kecerdasan itu ada bermacam-macam, sayangnya sistem pendidikan kita menyebut seorang anak cerdas kalau semua nilainya 10," kata Andreas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com