Gayatri yang dijuluki "doktor cilik" karena kemampuannya dalam menguasai 13 bahasa asing ini diberitakan mengalami pusing setelah ia berolahraga bersama teman-temannya di Taman Suropati Jakarta. Menurut sang ayah, Deddy Darwis Wailissa, putrinya itu selama ini tidak pernah mengeluhkan sakit kepala atau penyakit serius.
Stroke hemoragik atau perdarahan di otak sebagian besar terjadi karena adanya aneurisma atau menggelembungnya dinding arteri pada bagian dinding arteri sampai seperti balon. Ketika aneurisma ini pecah, maka darah akan mengalir masuk ke otak dan menimbulkan tekanan serta matinya jaringan saraf.
Andreas Harry, dokter spesialis saraf dari RS Gading Pluit Jakarta, menjelaskan, aneurisma biasanya terjadi karena faktor kelainan genetik. "Itu biasanya bawaan sejak lahir," katanya ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (24/10/2014).
Selain aneurisma, stroke hemoragik juga dapat dipicu oleh kelainan pembuluh darah otak yang disebut arterio venous malformation (AVM). Aneurisma atau AVM biasanya tidak memiliki gejala yang khas. Penderitanya mungkin hanya mengeluhkan pusing atau sakit kepala biasa.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan ini, perlu dilakukan pemeriksaan CT-scan, MRI atau magnetic resonance angiography (MRA). Untuk yang lebih murah dapat juga dilakukan pemeriksaan aliran darah atau USG doppler.
"Lewat pemeriksaan ini, bisa diketahui ada atau tidaknya kelainan atau sumbatan," katanya.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kelainan, maka dokter akan melakukan terapi pencegahan agar tidak sampai terjadi pecahnya pembuluh darah di otak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.