Wakil Ketua Asosiasi Spa Terapis Indonesia, dokter Lianywati Batihalim SpOk, M Biomed mengatakan, setidaknya terapis memahami terlebih dahulu mengenai anatomi fisiologi dasar tubuh manusia. Kemudian, bisa melakukan teknik dasar memijat.
"Jadi terapis harus tahu, tujuan pijat apa, jenis pijat, kedalaman, tekanan, gerakan pijat bagaimana, arah pijatan bagaimana, apakah menuju jantung, keluar, dan bagian mana yang dipijat," kata Liany dalam acara Beauty Festival Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Menurut Liany, terapis spa di Indonesia tidak kalah dengan di luar negeri. Apalagi Indonesia kaya bahan-bahan alami yang digunakan untuk spa. Namun, untuk meningkatkan kompetensi, terapis spa seharusnya mengikui pelatihan spa terakreditasi.
Terapis spa bisa mengikuti pelatihan di Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi sebagai terapis spa. Untuk sertifikasi inernasional terapis bisa menjalani pelatihan dan uji kompetensi di Diploma Beauty Esthetic Cosmetology (CIDESCO) atau Diploma Confederation of International Beauty Therapy Cosmetology (CIBTAC)
"Terapis spa harus benar-benar profesional dalam melakukan pijat atau perawatan pada pelanggan," kata Liany.
Ketua Umum Asosiasi Spa Terapis Indonesia, dr. Kusumadewi Sutanto menambahkan dengan adanya pelatihan dan mengikuti seminar untuk mengembangkan pengetahuan spa, terapis spa di Indonesia bisa bersaing dengan terapis di negara lain, khususnya wilayah Asia.
Dengan terapis spa yang profesional, pengguna jasa spa bisa mendapatkan manfaat yang maksimal dari spa. Jika tidak ditangani terapis spa profesional, tak tertutup kemungkinan spa justru malah menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.