KOMPAS.com - Preeklampsia merupakan penyakit yang bisa muncul pada masa kehamilan dan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janinnya. Preeklampsia umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu.
Sayangnya, preeklampsia sering kali tak memunculkan gejala. Kondisi preeklampsia bisa ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kandungan protein dalam urin.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, gejala preeklampsia yang mungkin muncul antara lain nyeri bagian atas perut, muntah, sakit kepala, dan gangguan penglihatan. Namun, hal itu juga bisa muncul karena penyakit lain.
Preeklampsia terkadang juga diikuti pembengkakkan di tangan, wajah dan kaki. Tetapi, kondisi ini juga umum terjadi pada kehamilan normal.
Penyebab preeklampsia hingga saaat ini belum diketahui pasti. Preeklampsia dinilai lebih berisiko terjadi pada wanita di kehamilan pertamanya. Kondisi bisa berulang pada kehamilan kedua.
Risiko preeklampsia juga meningkat pada ibu yang mengandung bayi kembar dan ibu yang memiliki penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, ginjal, hingga migrain.
Untuk itu, jangan abaikan gejala yang mungkin muncul karena preeklampsia. Deteksi dini preeklampsia hanyalah dengan rutin mengecek kesehatan kehamilan.
Preeklampsia diperkirakan memengaruhi 1 dari 10 ibu pada kehamilan pertama. Preeklampsia merupakan salah satu penyumbang angka kematian ibu dan bayi. Di Inggris, setiap tahun ada 1000 bayi meninggal dunia karena preeklampsia. Kebanyakan kasus meninggal dunia akibat kelahiran prematur yang merupakan dampak preeklampsia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.