Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Beda Gejala Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu?

Kompas.com - 22/01/2020, 19:01 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Sumber FDA, hellosehat,

KOMPAS.com - Sejak dulu, susu telah dikenal sebagai minuman benutisi tinggi yang menyehatkan. Maka tak heran, susu seolah menjadi minuman wajib bagi banyak orang, terutama anak-anak.

Melansir SehatQ, susu mengandung kolin, magnesium, vitamin A, riboflavin, vitamin B6, folat, vitamin B12, dan berbagai vitamin lainnya.

Oleh karena itu, minum susu mengandung berbagai manfaat kesehatan seperti:

  • Menyehatkan tulang
  • Membangun massa otot
  • Mencegah naiknya berat badan
  • Menjaga kesehatan jantung
  • Berpotensi mencegah kanker
  • Meningkatkan suasana hati

Sayangnya, tidak semua orang bisa minum susu dengan aman. Beberapa orang yang mengonsumsi susu biasanya mengalami ruam, gatal, pembengkakan, batuk, atau muntah.

Ini terjadi karena susu bisa menyebabkan intoleransi laktosa atau alergi pada sebagian orang.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Intoleransi Laktosa Tetap Minum Susu?

Lalu, apa itu intoleransi laktosa? Adakah perbedaan antara intoleransi laktosa dan alergi susu?

Intoleransi laktosa

Seseorang yang menderita intoleran laktosa biasanya tidak dapat mencerna laktosa atau gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya.

Melansir laman Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), diperkirakan sekitar 75 persen penduduk dunia mengalami intoleran laktosa.

Intoleransi laktosa disebabkan karena tubuh kekurangan enzim laktase yang diproduksi di usus kecil.

Enzim ini bertugas memecah laktosa menjadi dua bentuk gula yang lebih sederhana, yang kemudian diserap ke dalam aliran darah.

Laktosa yang tidak tercerna dengan baik akan diteruskan ke usus besar dan kemudian dipecah oleh bakteri sehingga menyebabkan gas berlebih.

Penderita intoleransi laktosa dapat mengalami gejala sebagai berikut:

  • diare
  • mual dan kadang muntah-muntah
  • nyeri atau kram perut
  • rasa kembung
  • sering buang angin

Kabar baiknya, intoleran laktosa tidak mengancam jiwa dan menyebabkan komplikasi serius.

Hanya saja, penderita intoleran laktosa harus menjaga pola makan, yaitu menjauhi makanan yang berasal dari susu dan produk turunannya.

Tidak ada pengobatan khusus agar tubuh memproduksi lebih banyak enzim laktase, tetapi gejala intoleransi laktosa dapat dikendalikan melalui diet.

Baca juga: Kenali Gejala Intoleransi Laktosa

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau