KOMPAS.com - Melihat hasil tes kehamilan positif merupakan kabar gembira yang ditunggu oleh banyak pasangan. Tapi, hal ini bisa menjadi kabar buruk ketika Anda didiagnosis mengalami hamil anggur.
Pasalnya, hamil anggur merupakan salah satu jenis kehamilan abnormal.
Pada kondisi ini, kantung kehamilan tidak terbentuk dengan benar dalam rahim. Akibatnya, janin tidak berkembang.
Baca juga: 4 Penyebab Umum Keguguran yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
Hamil anggur sendiri merupakan jenis kelainan plasenta yang disebabkan oleh masalah genetik ketika sel telur bertemu dengan sperma saat pembuahan.
Akibat masalah genetik tersebut, terjadi pertumbuhan jaringan abnormal dalam rahim.
Jaringan tersebut memiliki penampilan kumpulan sel yang besar dan acak seperti anggur. Inilah mengapa kondisi tersebut kerap disebut dengan hamil anggur.
Kondisi yang juga dikenal sebagai mola hidatidosa ini merupakan hal langka dan hanya terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan.
Hamil anggur dapat mengarah pada komplikasi serius. Dalam beberapa kasus, hamil anggur bisa membentuk kanker yang langka.
Inilah mengapa kehamilan anggur harus mendapatkan perawatan sedini mungkin.
Merasa sedih setelah divonis mengalami hamil anggur adalah hal yang wajar. Meski begitu, kehamilan anggur bukanlah salah Anda atau pasangan Anda.
Kondisi ini terjadi karena kelainan genetik pada saat pembuahan.
Sebagai informasi, sel manusia mengandung 23 pasang kromosom. Satu kromosom dalam setiap pasangan tersebut berasal dari ayah sedangkan yang lain dari ibu.
Merangkum dari laman NHS, kehamilan anggur terjadi ketika sel telur ini tidak membawa materi genetik atau ketika sperma membawa dua materi genetik sekaligus.
Pada hamil anggur lengkap, yang terjadi adalah sel telur tanpa materi genetik dibuahi oleh satu atau dua sperma. Akibatnya, semua materi genetik berasal dari ayah.
Baca juga: Blighted Ovum (Hamil Kosong): Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi
Dalam situasi ini, kromosom dari sel telur hilang atau tidak aktif dan kromosom ayam digandakan.