Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/01/2023, 19:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Pendarahan otak adalah kondisi darurat medis yang menyebabkan aliran darah ke otak terhambat.

Dikutip dari WebMD, pendarahan otak dapat terjadi di dalam otak, antara otak dan selaput pelapis otak, atau lapisan antara tengkorak dengan selaput otak.

Baca juga: Kenali Apa itu Pendarahan Otak, Penyebab, dan Gejalanya

Kebanyakan orang mungkin tidak menyadari atau mengetahui bahwa dirinya mengalami pendarahan otak karena gejalanya yang mirip dengan gangguan kesehatan umum.

Namun, Anda perlu mencurigai beberapa gejala umum pendarahan otak berikut:

  • Wajah, lengan, kaki terasa kaku, lemas, mati rasa, dan lumpuh
  • Sakit kepala parah
  • Hilang fokus, kehilangan kesadaran
  • Mual, muntah
  • Susah menelan
  • Leher kaku
  • Sulit berbicara atau cadel
  • Tidak memahami komunikasi
  • Berkurangnya kemampuan indra perasa.

Orang yang mendapati gejala pendarahan otak perlu segera ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis.

Efek pendarahan otak

Pendarahan otak yang dibiarkan dapat memicu kondisi fatal, seperti:

  • Hilang kemampuan anggota gerak atau lumpuh (umumnya hanya 1 sisi)
  • Cadel hingga sama sekali tidak bisa berbicara
  • Sulit menelan makanan
  • Koma
  • Kematian.

Maka, untuk menghindari kondisi fatal tersebut mengobati pendarahan otak perlu diupayakan dengan cepat.

Baca juga: 2 Penyebab Pendarahan Otak yang Terkadang Muncul saat di Kamar Mandi

 

Bagaimana cara mengobati pendarahan otak?

Pendarahan otak dapat disembuhkan tergantung pada tingkat keparahan dan imbas pendarahan di otak.

Selain itu, semakin cepat orang dibawa ke rumah sakit, harapan untuk sembuh pun kian banyak.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut beberapa cara mengobati pendarahan otak:

  • Dekompresi otak

Dekompresi otak bertujuan untuk mengurai darah yang menumpuk di otak.

Dekompresi dapat dilakukan melalui prosedur pengeboran lubang di tengkorak, sayatan, atau membuka rongga tengkorak.

  • Bedah kraniotomi

Bedah kraniotomi dilakukan saat aneurisma serebral belum pecah. Hal ini untuk mencegah risiko pecah di masa mendatang.

  • Pengangkatan malformasi arteriovenosa

Malformasi arteriovenosa (AVM) yang belum pecah diobati dengan pengangkatan langsung AVM melalui pembedahan atau radiasi.

Hal ini bertujuan untuk menutup pembuluh darah abnormal dan mencegah aliran darah yang lebih kecil.

Baca juga: 5 Tanda-tanda Awal Stroke pada Pria, Pantang Disepelekan

  • Obat-obatan

Ada beberapa obat yang digunakan untuk mengobati pendarahan otak, di antaranya:

  1. Obat anticemas
  2. Obat tensi atau pengontrol tekanan darah
  3. Obat anti-epilepsi untuk mencegah kejang
  4. Obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi nyeri kepala
  5. Nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan. Ini dapat diberikan melalui pembuluh darah (intravena), atau selang makanan di perut (tabung gastronomi), terutama jika pasien mengalami kesulitan menelan.

Pengobatan pendarahan otak ditentukan oleh dokter dan tim medis lainnya setelah melihat kondisi pasien.

Setelah mengobati pendarahan otak, pasien biasanya juga dianjurkan untuk melakukan rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tubuh, seperti terapi fisik dan terapi wicara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com