Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Evan Widiono
Dokter

Seorang dokter yang berminat dan mendalami berbagai hal mengenai penyembuhan luka

Luka Diabetes dan Polusi Udara

Kompas.com - 29/08/2023, 09:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

POLUSI udara di Ibu kota DKI Jakarta telah menjadi sorotan belakangan ini. Banyak artikel yang membahas buruknya kualitas udara di Jakarta dan kota sekitarnya.

Penelitian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang menghirup udara dengan polusi yang tinggi.

Perkiraan dari data terbaru mengungkapkan bahwa hampir 7 juta orang setiap tahunnya meninggal dampak dari polusi udara.

Luka akibat diabetes sering didefinisikan sebagai ketidaksinambungan (diskontiuitas) jaringan kulit yang disebabkan penyakit Diabetes Mellitus (DM).

DM dapat menimbulkan luka yang tidak kunjung sembuh atau yang sering disebut luka kronik.

Luka akibat DM sering muncul pada kulit telapak kaki, meskipun tidak menutup kemungkinan luka dapat terjadi di kulit lainnya.

Penyembuhan luka merupakan proses biologis normal jaringan kulit tubuh yang sangat kompleks, di mana proses ini melalui beberapa tahapan seperti tahap pembekuan darah (hemostasis), peradangan (inflamasi), perbaikan jaringan (proliferasi), dan perubahan jaringan (remodeling).

Banyak faktor yang menyebabkan penyembuhan luka pada DM tidak kunjung membaik, bahkan terkadang luka dapat menimbulkan bau tidak sedap.

Faktor ini sangat beragam seperti kadar gula darah yang tidak tekontrol, pengelolaan luka yang tidak optimal, hingga gaya hidup tidak baik.

Faktor-faktor ini yang akan mengganggu proses penyembuhan luka sehingga luka masuk ke dalam suatu fase di mana luka yang tak kunjung sembuh (luka kronik).

Sementara itu, materi partikulat (PM) merupakan suatu campuran kompleks di udara yang dapat mengandung bahan kimia, nitrat, sulfat, hidrokarbon, senyawa organik, bahan kimia biologis, dan logam dengan ukuran partikel, dan konsentrasi yang bervariasi.

PM dapat menyebabkan kerusakan jaringan melalui proses peradangan.

Studi yang dilakukan oleh para ahli medis dari Korea Selatan dengan model percobaan berupa tikus yang dibuat luka kemudian diberikan polutan udara, menunjukan terjadi peningkatan produk pertahanan tubuh pada luka tersebut.

Dampaknya, proses peradangan menjadi lebih panjang dan penyembuhan luka memakan waktu lama.

Meskipun penelitian pada manusia terkait hubungan PM dan penyembuhan luka diabetes masih belum diketahui, tetapi para pakar mengenai luka sudah memberikan perhatian lebih terkait pengaruh PM terhadap penyembuhan luka yang memanjang.

Jawaban dari pertanyaan apakah luka DM yang tidak kunjung sembuh bisa dipengaruhi oleh polusi udara, masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Paling penting saat ini dalam pengelolaan luka diabetes diperlukannya perawatan luka optimal dan kontrol gula darah secara teratur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com