KOMPAS.com - Seperti semua industri dan teknologi peghasil energi, penggunaan energi nuklir juga menyisakan limbah.
Artikel ini akan mengulas secara ringkas dampak limbah nuklir untuk kesehatan, tetapi terlebih dahulu penting untuk mengetahui apa itu limbah nuklir.
Baca juga: Bahaya Limbah Medis yang Tidak Dikelola dengan Baik
Mengutip Environmental Protection Agency (EPA), limbah nuklir adalah produk sampingan dari penggunaan bahan radioaktif oleh industri, seperti pertambangan, pembangkit listrik tenaga nukllir, pertahanan, kedokteran, dan jenis penelitian ilmiah tertentu.
Menurut tingkat radiokatifnya, limbah nuklir diklasifikasikan dalam tiga jenis, seperti yang dikutip dari World Nuclear Association:
Baca juga: Apa Itu Sabu dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan
Menurut World Nuclear Association, bahan bakar nuklir menghasilkan limbah yang lebih sedikit dibanding dengan sumber energi lainnya.
Alasannya karena bahan bakar nuklir sangat padat energi, sehingga sangat sedikit energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan listrik dalam jumlah besar.
Itu berbeda dibandingkan dengan sumber energi lainnya, misalnya pembangkit listrik tenaga batu bara atau PLTU.
Pembangkitan listrik dari tenaga nuklir berkapasitas 1.000 megawatt, mungkin akan menghasilkan 3 meter kubik limbah vitrifikasi tingkat tinggi per tahun, jika bahan bakar bekas didaur ulang.
Sebagai perbandingan, PLTU berkapasitas 1.000 megawatt menghasilkan sekitar 300.000 ton abu dan lebih dari 6 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya.
Dengan begitu, amankah limbah nuklir bagi kesehatan?
Baca juga: Kenali Apa Itu Kafein dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan
Dikutip dari EPA, radiasi dari ion limah nuklir memiliki energi yang cukup untuk memengaruhi atom-atom dalam sel hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan.
Dengan demikian, limbah nuklir dapat merusak merusak materi genetik makhluk hidup (DNA).
Jadi, limbah nuklir bisa memengaruhi kesehatan, walau tidak langsung terlihat dan jumlah volumenya sedikit.
Seperti yang dikutip dari Green Tumble, sangat sulit untuk mengukur dampak radiasi dari limbah nuklir pada tubuh manusia.
Sebab, cara radiasi mengubah sel-sel tubuh manusia bersifat "tersembunyi".
Baca juga: Kenali Apa Itu Tar dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan