KOMPAS.com - Batu ginjal merupakan penyakit yang sebaiknya tidak disepelekan dan harus mendapatkan pengananan medis. Lantas, kapan batu ginjal perlu dioperasi?
Perlu diketahui, batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral seperti kalsium atau produk limbah seperti asam urat.
Endapan batu ini awal mulanya memang berukuran kecil, namun bisa tumbuh lebih besar karena semakin banyak mineral yang menempel.
Baca juga: 7 Penyebab Batu Ginjal pada Wanita, Termasuk Faktor Makanan
Tidak semua kasus batu ginjal mendapat penganan medis yang sama. Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan saran perawatan yang sesuai dengan kondisi batu ginjal misalnya minum banyak cairan atau bahkan operasi bedah.
Untuk menjawab rasa penasaran di atas mengenai kapan batu ginjal harus di operasi, Anda dapat menyimak pemaparan artikel di bawah ini.
Dilansir dari WebMD, batu ginjal harus dioperasi pada saat ukurannya besar dan tidak bisa keluar dengan sendirinya dari dalam tubuh.
Selain itu, seseorang juga perlu segera menjalani operasi batu ginjal apabila mengalami keluhan kesakitan yang terus menerus, kondisi batu yang menghalangi aliran urine keluar dari ginjal, serta adanya infeksi saluran kemih akibat batu ginjal.
Prosedur pengobatan batu ginjal yang umum dipilih sebagai pengobatan yaitu litotripsi gelombang kejut, ureteroskopi, nefrolitotomi perkutan, dan operasi terbuka.
Secara umum lama operasi batu ginjal akan memakan waktu sekitar 45-60 menit dan pasien dapat segera pulih dalam hitungan hari hingga minggu sesuai dengan prosedur operasi yang dipilih.
Lama penyembuhan pasca-operasi batu ginjal memerlukan waktu 4 hingga 6 minggu untuk pulih sepenuhnya setelah pasien menjalani operasi terbuka.
Setelah mengetahui kapan batu ginjal harus dioperasi, ada baiknya pula Anda mengetahui risiko apa saja yang dapat terjadi saat menjalani operasi batu ginjal.
Baca juga: 6 Penyebab Batu Ginjal pada Pria, Termasuk Kelebihan Berat Badan
Disarikan dari HCF, berikut ini terdapat risiko operasi batu ginjal yang mungkin terjadi, di antaranya yaitu:
Litotripsi gelombang kejut merupakan prosedur yang relatif aman, namun risiko yang bisa terjadi meliputi:
Pada penganan medis dengan jenis ureteroskopi, risiko lebih mungkin terjadi jika batunya dekat dengan ginjal. Risiko termasuk:
Riisko pada jenis operasi nefrolitotomi perkutan juga jarang terjadi, tetapi ada kemungkinan risiko mencakup:
Baca juga: Kenali 5 Jenis Batu Ginjal dan Cara Mendeteksinya