Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintik Cacar Monyet seperti Apa? Ini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 22/08/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber Antara,CDC

KOMPAS.com - Cacar monyet adalah infeksi virus yang ditandai dengan timbulnya bintik atau ruam di kulit. Lantas, bintik cacar monyet seperti apa?

Ternyata, bintik atau ruam dan lesi akibat cacar monyet memiliki beberapa karakteristik, seperti muncul di wajah dan area genital.

Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan dokter mengenai ciri-ciri ruam cacar monyet berikut.

Baca juga: Mpox Menular Melalui Apa? Berikut Penjelasannya...

Bintik cacar monyet seperti apa?

Bintik cacar monyet memiliki karakteristik yang membedakannya dengan penyakit kulit lain, seperti cacar air dan campak.

Dokter spesialis kulit dan kelamin r. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV menjelaskan beberapa ciri khas ruam pada penderita mpox.

Fitria menjelaskan, karakteristik ruam cacar monyet yang pertama bisa dilihat dari lokasinya pada tubuh. Berdasarkan laporan wabah tahun 2022, lesi atau ruam mpox sering terjadi pada area genital, anorektal atau di dalam mulut, dan biasanya berawal dari wajah.

Ia juga menyebut ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh.

“Ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki,” kata dr.Fitria, seperti ditulis Antara, Kamis (22/8/2024).

Fitria melanjutkan, lesi pada cacar monyet sering menimbulkan nyeri, disusul dengan rasa gatal pada fase pemulihan. Lesi mpox juga timbul bersamaan pada berbagai stadium atau disebut asinkron.

Kemudian, bintik cacar monyet yang timbul pada rektal atau dubur bisa menyebabkan kondisi lain, seperti tinja bernanah atau berdarah, rasa nyeri, serta pendarahan di sekitar anus.

Baca juga: Mpox Bikin Geger WHO, Perdoski Jelaskan Komplikasi dan Pencegahannya

Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu juga memaparkan perbedaan cacar monyet dengan cacar air.

Menurut Fitria, ruam pada cacar monyet lebih padat dibanding cacar air. Kemudian, lepuhannya berisi cairan dan berakhir menjadi luka keropeng.

“Lesi biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada cacar air, dan disertai gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih dominan dibandingkan dengan cacar air,” katanya.

Sebagai tambahan, menurut Cleveland Clinic, ruam cacar monyet muncul bergerombol atau dalam jumlah banyak.Ruam yang muncul di area genital atau selangkangan berwarna kemerahan.

Fitria mengatakan cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 minggu. Meskipun gejalanya terlihat ringan namun bisa menyebabkan komplikasi hingga kematian terutama pada anak-anak, ibu hamil dan pasien dengan gangguan sistem imun.

Komplikasi mpox meliputi infeksi sekunder, pnuemonia, endefalitis, infeksi kornea hingga hilangnya penglihatan.

Baca juga: Selain Demam dan Ruam, Gejala Cacar Monyet Bisa Ditandai Anus Sakit

Untuk mencegah komplikasi, penderita cacar monyet perlu segera ditangani secara medis. Fitria menjelaskan, tujuan pengobatan mpox berfokus untuk mengurangi gejala yang dirasakan pasien, seperti demam, nyeri, serta lesi.

Adapun pencegahan mpox bisa dengan vaksin yang digunakan untuk cacar atau smallpox.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau