Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Misterius Menyerang Kongo dan Sudah Sebabkan 143 Kematian

Kompas.com - 06/12/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penyakit yang tidak diketahui sedang menyerang masyarakat di provinsi barat daya Republik Demokratik Kongo.

Dilansir dari Reuters pada Selasa (3/12/2024), penyakit misterius itu telah menyebabkan kematian 143 orang pada November.

Serangan penyakit misterius ini terpusat di provinsi Kwango di barat daya Kongo, yang sedikitnya 376 orang telah terinfeksi sejak akhir Oktober, menurut FluTrackers.com yang mengutip sumber-sumber lokal.

Baca juga: PPCM, Penyakit Misterius yang Ancam Ibu Hamil dan Ibu Baru Melahirkan

Pada Senin (2/12/2024), Wakil Gubernur Provinsi Kwango Remy Saki dan Menteri Kesehatan Provinsi Apollinaire Yumba mengatakan bahwa gejala penyakit misterius di Kongo ini seperti flu, orang-orang yang terinfeksi mengalami demam tinggi dan sakit kepala parah.

Sebuah tim medis telah dikirimkan ke zona kesehatan pedesaan Panzi untuk mengumpulkan sampel dan melakukan analisis terhadap penyakit misterius tersebut.

Pemimpin masyarakat sipil Cephorien Manzanza mengungkapkan bahwa situasi di sana sangat mengkhawatirkan karena jumlah orang terinfeksi terus meningkat.

Sementara, ketersediaan obat-obatan di sana terbatas.

"Panzi adalah zona kesehatan pedesaan, jadi ada masalah dengan pasokan obat-obatan," ujar Manzanza.

Saki dan Yumba mengaku bahwa kurangnya perawatan yang bisa diperoleh masyarakat di wilayah tersebut membuat banyak orang yang terinfeksi meninggal dunia di rumah mereka sendiri.

Baca juga: Anak Terkena Flu Singapura Sebaiknya Diberi Obat Apa? Ini Kata Dokter

Seorang ahli epidemiologi setempat mengatakan wanita dan anak-anak adalah yang paling parah terkena dampak penyakit ini.

Seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa (2/12/2024) bahwa pihaknya telah diberitahu mengenai serangan penyakit misterius di Kongo pekan lalu.

Saat ini WHO sedang bekerja sama dengan kementerian kesehatan publik Kongo untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut.

Negara terbesar kedua di Afrika ini dalam dua tahun terakhir telah diserang wabah penyakit bernama monkey pox atau Mpox yang menewaskan ratusan warganya.

Pada 2023, Republik Demokratik Kongo melaporkan lebih dari 14.000 warganya terserang Mpox dan 650 di antaranya meninggal dunia, seoerti yang dikutip dari USA Today.

Menurut WHO, angka kematian akibat Mpox di Kongo adalah jumlah terbanyak yang tercatat di wilayah Afrika.

Hingga Mei 2024, negara berpenduduk 110.618.624 jiwa per 18 November 2024 ini melaporkan hampir 8.000 orang terinfeksi dan lebih dari 380 orang meninggal akibat Mpox.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Flu Bisa Sebabkan Masalah Kesehatan Serius

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan Dengan Daun Kelor? Ini 10 Daftarnya

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Jadikan Ramadhan Makin Seru, Segera Persiapkan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Lain Berikut

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Health

Apa Manfaat Minum Air Kelapa Setiap Hari? Berikut 10 Daftarnya…

api-1 . NEXT-READ-V2
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Polisi Gali Motif Eks Kapolres Ngada Cabuli Anak dan Jual Videonya ke Situs Australia

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tekno

Grab Umumkan THR Ojol untuk Mitra Pengemudi

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Gugat UU Hak Cipta, Ariel dkk Minta Boleh Nyanyikan Lagu Tanpa Izin Pencipta Asal Bayar Royalti

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Brandzview

Mau Puasa dengan Tenang? Pastikan Jadwal Imsakiyah dan Kebutuhan Ramadhan Lain Sudah Siap

api-1 .
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Usai Diperiksa Kejagung, Ahok: Saya Juga Kaget, Kok Gila Juga

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tekno

Samsung Galaxy A56 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Kapolres Ngada Bayar Rp 3 Juta untuk Berhubungan Intim dengan Anak 6 Tahun di Hotel Kupang

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Link Live Streaming Semen Padang vs Persib Bandung di Liga 1, Prediksi, H2H, dan Klasemen

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Korban Pertamax Campur Air Diganti Rugi Rp 1 Juta, SPBU Minta Videonya Dihapus

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Istri Ungkap Penyebab Wendi Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit

api-1 . POPULAR-INDEX
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Dedi Mulyadi Cari Kades yang Marah soal Pembongkaran Bangunan Liar di Bekasi

api-1 . POPULAR-INDEX

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Banten pada Sabtu Pagi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau