Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kura-Kura Diduga Sebarkan Kuman Salmonella

Kompas.com - 24/09/2008, 13:32 WIB

LOS ANGELES, SELASA — Otoritas kesehatan Los Angeles memperingatkan bahwa wabah salmonella yang menyerang beberapa negara bagian di AS mungkin berkaitan dengan kura-kura.

Bukti-bukti menunjukkan bahwa warga yang memelihara kura-kura tercatat sebagai salah satu kelompok yang terinfeksi salmonella, ungkap pernyataan yang dirilis Los Angeles Department of Public Health (DPH). 
    
Pernyataan itu juga memperingatkan para orangtua agar berhati-hati jika membeli kura-kura untuk anak mereka. "Kura-kura adalah pembawa alamiah bakteri salmonella. Jadi, kami sangat mendesak orangtua tidak membeli kura-kura kecil  yang mungkin Anda temukan di toko barang murah sebagai hewan peliharaan buat anak-anak Anda," kata juru bicara DPH, Sarah Kissell.

Kissel mengatakan, jika orang benar-benar memiliki kura-kura peliharaan, mereka mesti lebih berhati-hati untuk menerapkan kesehatan yang baik. "Kami menemukan bahwa anak-anak jatuh sakit karena mereka mencium kura-kura peliharaan mereka. Jadi kami ingin orangtua menjaga kontak muka semacam itu," katanya. "Selain itu, sangat penting mencuci tangan Anda setelah memegang kura-kura dan hewan melata. Jadi orangtua perlu mendidik anak mereka mengenai bagaimana secara aman memegang hewan ini."  

Wabah salmonella, yang dilaporkan menyebar awal tahun ini, menyerang lebih dari 100 orang, termasuk delapan kasus di LA. Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negative berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne.

Spesies salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Nama salmonella diambil dari nama Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya, Theobald Smith, yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksislah yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

Gejala infeksi salmonella meliputi diare berdarah, kram perut, demam, dan muntah. "Sayangnya, salmonella bukan infeksi paling mudah dilacak. Kebanyakan orang hanya berpendapat mereka keracunan makanan dan merawat pasien di rumah. Jadi, jika dilakukan pemeriksaan khusus bagi bakteri itu, kita tidak benar-benar mengetahui bahwa ada masalah," kata Kissell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau