PEKANBARU, SELASA — Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Kota Pekanbaru dalam beberapa hari terakhir mulai menimbulkan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA).
"Laporan terjadinya kasus ISPA di Pekanbaru mulai masuk ke Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Rini Hermiyati, di Pekanbaru, Selasa.
Rini menjelaskan, dalam dua pekan terakhir, telah masuk laporan terjadinya 500 lebih kasus ISPA di Kota Pekanbaru.
Untuk menanggulangi hal itu, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru telah meminta semua Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang ada untuk menyosialisasikan penyakit ISPA yang disebabkan oleh kabut asap.
Selain itu, Puskesmas juga diminta menyosialisasikan penyakit lainnya yang dapat disebabkan oleh kabut asap, yakni iritasi mata, iritasi kulit, dan diare.
Kendati demikian, hingga saat ini, pihaknya belum membagikan masker kepada masyarakat mengingat indeks standar pencemaran udara (ISPU) belum menunjukkan kondisi yang sangat buruk.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru menyatakan, berdasarkan pantauan terakhir satelit NOAA 18 pada Minggu (15/2), terdeteksi 16 titik api di sejumlah kabupaten/kota di Riau.
BMKG kembali mengimbau kepada masyarakat atau perusahaan untuk tidak membuka hutan atau lahan dengan cara membakar karena dapat mengakibatkan kebakaran hutan yang besar dan menimbulkan kabut asap.
Pasalnya, kebakaran hutan dan lahan dalam beberapa hari terakhir di sejumlah kabupaten/kota telah menimbulkan kabut asap yang terbawa angin hingga ke ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.