Syaratnya terapi ini tidak boleh dilakukan di rumah, tetapi harus di bawah pengawasan ketat tim dokter agar bila terjadi situasi kegawatdaruratan terapi ini bisa segera diatasi.
Tim peneliti dari Duke University Medical Center di Carolina Utara dan Rumah Sakit Anak Arkansas memberi sekelompok anak penderita alergi kacang dengan dosis mikroskopik kacang setiap hari.
Dalam pertemuan Akademi Asma dan Imunologi Amerika di Washington, Minggu (15/3), para peneliti menyatakan metode itu pertama kali dipakai. ”Ini memberi harapan bagi orang tua dan anak-anak lain bahwa akan ada terapi alergi makanan yang aman dan efektif,” ujar Dr Wesley Burks, koordinator tim peneliti itu. (Reuters/AP/EVY)