Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Lemak Trans untuk Perempuan

Kompas.com - 02/03/2012, 10:31 WIB

KOMPAS.com - Satu lagi alasan mengapa Anda harus menghindari makanan yang mengandung  lemak trans tinggi, terutama jika Anda adalah seorang wanita dan berusia lebih tua. Studi terbaru menemukan, wanita menopause yang sering mengonsumsi makanan cepat saji, makanan yang dipanggang dan produk kemasan, berpotensi mengidap penyakit stroke hingga 39 persen.

Dalam risetnya, ilmuwan dari University of North Carolina di Chapel Hill juga menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi aspirin secara teratur cenderung mengalami penurunan risiko stroke secara signifikan. Namun peneliti menekankan bahwa konsumsi aspirin tidak secara langsung menurunkan risiko stroke pada wanita yang sering mengonsumsi makanan tinggi lemak trans.

"Temuan ini tidak berarti bahwa Anda bisa makan lemak trans dengan meminum aspirin," kata Dr Ka He, yang menjelaskan bahwa studi ini hanya menunjukkan keterkaitan dan bukan hubungan sebab-akibat antara penggunaan aspirin dan insiden stroke yang lebih rendah.

"Kami merekomendasikan supaya mengurangi asupan lemak trans untuk menghindari penyakit jantung dan stroke," tambah Ka He, yang juga seorang profesor gizi dan epidemiologi dari UNC Gillings School of Global Public Health.

American Heart Association (AHA) mencatat, stroke merupakan penyebab utama keempat kematian dan penyebab utama kecacatan di antara orang dewasa di Amerika Serikat.  Stroke terjadi jika arteri yang mengalirkan darah ke otak tersumbat sehingga menghambat aliran darah dan oksigen. Akibatnya, sel-sel otak mulai mati. Stroke dapat mempengaruhi kemampuan motorik, berbicara, atau fungsi kognitif, tergantung pada bagian mana dari otak yang  rusak.

Faktor-faktor yang dapat memicu timbulnya stroke di antaranya adalah obesitas, merokok, hipertensi dan kurang olahraga. Minum terlalu banyak alkohol, atau tidak sama sekali, juga berhubungan dengan risiko stroke.

Temuan ini dipublikasikan secara online pada 1 Maret 2012 dalam Annals of Neurology. Peneliti menganalisis data dari proyek nasional yang dikenal sebagai Health Women Initiative. Mereka memantau asupan lemak trans lebih dari 87.000 wanita berusia 50 hingga 79 tahun menggunakan database diet yang dikembangkan di University of Minnesota dan kuesioner yang mengukur konsumsi lemak trans.

Peneliti menanyakan soal berapa banyak dari 122 jenis makanan yang mereka konsumsi dalam tiga bulan sebelum studi dilakukan, dengan tindak lanjut survei setelah tiga tahun kemudian. Catatan medis diperbarui setiap tahun antara 1998 dan 2005, dan sebanyak 1.049 peserta diketahui menderita stroke selama kurun waktu itu.

Peneliti mengungkapkan, lemak trans berkontribusi terhadap munculnya penyakit kardiovaskuler - salah satu faktor risiko stroke - dengan menaikkan kadar kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik, dan mungkin menimbulkan dampak terburuk terhadap kesehatan dari semua jenis lemak.

"Lemak trans tidak terjadi secara alami, tetapi umumnya didapat pada makanan olahan ketika akibat proses hidrogenasi yakni pencampuran hidrogen dalam minyak sayur," jelas Nancy Copperman, direktur inisiatif kesehatan masyarakat do North Shore-Long Island Jewish Health System, Great Neck, N.Y.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau