Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2012, 14:40 WIB

ADELAIDE, KOMPAS.com - Ini bukan temuan baru, namun para ilmuwan Australia sekarang bisa membuktikan bahwa mengisap ganja dapat menyebabkan kerusakan otak dan mengurangi kemampuan untuk belajar. 

Menurut laporan situs news.com.au, untuk pertama kalinya peneliti juga bisa menunjukkan bahwa semakin muda seseorang mulai mengisap ganja, semakin buruk kerusakan otak yang dialaminya.

Para ilmuwan dari Institut Penelitian Anak-Anak Melbourne (MCRI) Universitas Melbourne dan Universitas Wollongong menggunakan metode scan MRI untuk memindai otak dari 59 pasien yang telah mengisap ganja rata-rata selama 15 tahun. Hasil pemindaian tersebut kemudian dibandingkan dengan gambar otak dari 33 pasien sehat yang tidak pernah mengisap ganja sama sekali.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, pemindaian dilakukan untuk melihat perubahan pada besaran, kekuatan dan integritas white matter, sistem syaraf yang terdapat di otak. White matter adalah bagian yang terus berkembang sepanjang hidup manusia, sementara grey matter, adalah bagian dari pusat pikir di otak, mencapai puncaknya di usia 8 tahun.

Peneliti senior MCRI Dr Marc Seal mengatakan bahwa dari hasil pemindaian terlihat di otak para pengguna ganja adanya gangguan pada jaringan white matter. "Di jaringan otak pengguna ganja, besarnya white matter berkurang, dan itu terjadi di 80 persen pengguna ganja," kata Dr Seal.

Dalam penelitian mereka, rata-rata pengisap ganja ini mulai pertama kalinya mengisap narkoba pada usia 16 tahun, dan mereka yang lebih muda yang memulai pada usia 10 atau 11, kerusakan otaknya lebih serius lagi. "Ini adalah  studi pertama yang menunjukkan faktor usia menjadi faktor utama dalam menunjukkan kerusakan otak pada para pengisap ganja," kata Dr Seal kepada kantor berita Australia, AAP.

Menurut Dr Seal, kerusakan otak ini berpengaruh pada berkurangnya daya ingat dan menurunnya kemampuan belajar. "Kami belum tahu apakah perubahan itu masih bisa diperbaiki namun kami yakin perubahan ini penting sekali," tambah Dr Seal.

"Perubahan pada otak tersebut berhubungan dengan konsentrasi dan kemampuan daya ingat. Mereka akan mengalami kesulitan belajar hal baru dan akan mengalami kesulitan untuk mengingat."

Kerusakan itu menurut para ilmuwan tidak terjadi pada mereka yang minum alkohol ataupun menggunakan narkoba jenis lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau