Kompas.com - Bila dokter mencurigai adanya kanker, berdasarkan gejala atau skrining kanker, biasanya dokter akan melakukan biopsi. Namun banyak orang yang enggan melakukan biopsi karena khawatir kankernya akan semakin ganas.
Biopsi merupakan pengambilan sampel dari jaringan tubuh yang terkena penyakit untuk pemeriksaan mikroskopik. Biopsi dapat menentukan apakah tumor itu bersifat jinak atau ganas.
"Ketika sel-sel tumor tumbuh, tubuh akan terus melawan sehingga terbentuk medan pertempuran. Nah, tindakan biopsi bisa melukai area tersebut. Jika biopsi diikuti dengan tindakan pengobatan tidak akan jadi masalah. Tapi kalau sesudah biopsi didiamkan memang bisa menjadi lebih ganas," kata dr.Dradjat R.Suardi, spesialis bedah onkologi dari RS.Hasan Sadikin Bandung.
Dradjat menjelaskan, tujuan utama dilakukannya biopsi adalah mengenali sifat-sifat sel kanker. "Dengan mengenali siapa musuh kita, maka kesempatan menang melawan kanker semakin besar," paparnya dalam acara pemaparan hasil penelitian EMILIA yang diadakan oleh Roche di Jakarta, Kamis (30/8/12).
Dengan mengetahui jenis kanker, dokter bisa mengantisipasi kemungkinan sifat kanker tersebut karena setiap jenis kanker memiliki laju pertumbuhan maupun kecenderungan penyebarannya sendiri. Dengan demikian pengobatan bisa lebih tepat sasaran.
Biopsi sendiri terdiri dari dua jenis, yakni biopsi insisional atau pengambilan contoh jaringan yang dilakukan pada tumor berukuran besar. "Yang diambil hanya sedikit, sekitar 1-2 cm. Karena yang diganggu sedikit risiko penyebarannya pun rendah," kata Dradjat.
Selain itu ada pula biopsi eksisional berupa pengambilan seluruh tumor dan seluruh jaringan sehat di sekitarnya. Biasanya dilakukan pada tumor berukuran kecil, sekitar 1-2 cm.
Bila dari hasil biospi sudah diketahui jenis kanker dan penyebarannya, biasanya akan dilakukan tindakan pengobatan. "Misalnya pada kanker payudara, jika ukuran kankernya terlalu besar akan dilakukan dulu kemoterapi supaya kankernya mengecil dan akarnya memendek. Tindakan ini disebut praoperasi atau neoadjuvan. Baru setelah itu bisa dilakukan pengangkatan area yang terkena kanker," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.