Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2012, 09:39 WIB

KOMPAS.com — Perkembangan mutakhir terapi kesuburan telah membantu jutaan pasangan yang sebelumnya infertil bisa mendapatkan keturunan, bahkan bagi pria yang tidak mampu menghasilkan sel-sel sperma sekalipun.

Menurut dr Ivan Sini, SpOG, pakar program bayi tabung dari Klinik Morula IVF Jakarta, jumlah pria yang tidak memiliki sperma atau azoospermia terus meningkat belakangan ini. Pola hidup yang bergeser diduga kuat menjadi pemicunya. Azoospermia biasanya disebabkan kelainan testis atau tersumbatnya saluran testis.

"Dulu sebelum tahun 1991, pria yang spermanya kosong atau nol akan dianggap steril. Tapi, sekarang ini permasalahan sperma yang berat pun sudah bisa diatasi berkat teknologi yang semakin maju," katanya.

Penanganan azoospermia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya pada jumlah sperma tidak mencukupi, bahkan tidak ditemukan pada cairan semen, bisa dilakukan teknik pengambilan sperma khusus.

Menurut penjelasan Prof Arief Boediono, Direktur Laboratorium Klinik Morula IVF Jakarta, untuk mencari sel sperma, tim dokter akan melakukan analisis sperma mulai dari cairan mani hingga ke testis.

"Kalau di air mani tidak ada, mundur mencari ke salurannya apakah ada sumbatan atau tidak. Kalau masih tidak ada, cari di testis sebagai tempat dihasilkannya sperma," kata Arief.

Analisis sperma dilakukan dengan cara melakukan biopsi atau pembedahan. Sperma yang ditemukan kemudian disuntikkan langsung ke sel telur melalui teknik yang dikenal adalah Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) agar terjadi pembuahan yang merupakan bagian dari teknologi bayi tabung.

"Selanjutnya setelah terjadi pembuahan dan menjadi embrio akan segera ditransfer ke dalam rahim, dan jika berhasil akan terjadi kehamilan," kata Arief.

Angka keberhasilan penyembuhan dengan cara tersebut cukup besar. Untuk meningkatkan peluang kehamilan, yakni memilih sperma yang paling berkualitas prima, saat ini sudah tersedia pengembangan teknik ICSI yang disebut dengan Intracyptoplasmic Morphologically Selected Sperm Injection (IMSI).

IMSI telah memungkinkan dilakukannya pemilihan sperma dengan lebih spesifik. Biasanya IMSI dipakai untuk permasalahan sperma berat yang sulit dilakukan dengan teknologi ICSI standar.

"Dengan IMSI bisa dilakukan pembesaran mikroskop sampai 6.000 kali sehingga bisa menganalisis sperma secara spesifik, menemukan yang bentuknya paling bagus dan berenangnya kencang," kata Arief.

Ia menambahkan, teknologi IMSI bisa meningkatkan peluang kehamilan sampai dua kali lipat dibanding dengan bayi tabung biasa yang mempertemukan satu sel telur dengan konsentrasi sperma ratusan ribu per mili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau