Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/12/2012, 11:01 WIB

KOMPAS.com – Setelah memasuki masa menopause, seorang wanita menjadi lebih rentan terkena kolesterol tinggi. Pada saat usianya semakin bertambah tua, seorang wanita akan mengalami penurunan kadar hormon tertentu yang membuat kemampuan tubuhnya dalam menyeimbangkan kadar kolesterol menjadi terganggu. Alhasil, risiko mereka terkena penyakit jantung akan meningkat.

Seperti diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam dari Brawijaya Clinic dr. Dedy Sudrajat, Sp.PD, menopause merupakan salah satu faktor yang tak dapat dimodifikasi (nonmodifiable) penyebab meningkatnya kadar kolesterol pada seorang wanita.
 
“Faktor usia dan seks menjadi faktor nonmodifiable pada risiko kolesterol tinggi. Artinya, kadar kolestrol pasti meningkat setelah mengalami usia tertentu dan pada wanita menopause. Namun ada juga faktor modifiable, antara lain merokok, obesitas, pola makan, dan gaya hidup," ungkap Dedy, Kamis (6/12/2012) di Jakarta.

Penelitian yang dimuat Journal of the American College of Cardiology pada 2011 menunjukkan, menopause dan bukannya faktor usia, merupakan penyebab meningkatnya kadar kolesterol. Para ahli dari Mayo Clinic juga menyatakan,penurunan hormon estrogen pada masa menopause dan peri-menopause dapat menyebabkan  kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh melonjak. Meningkatnya kadar  kolesterol jahat serta menurunnya kadar koleterol baik (HDL) inilah yang menyebabkan risiko penyakit jantung.

Bagaimana estrogen pengaruhi kolesterol ?

Setelah memasuki menopause, hormon estrogen dalam tubuh wanita memang menurun dratis. Padahal,estrogen ini penting artinya dalam membantu mengedalikan kadar kolestrol.  Estrogen sebenarnya bukan sekedar hormon pada wanita. Hormon ini juga dapat menjalankan fungsi sebagai antioksidan.

Kolesterol LDL atau kolesterol jahat lebih mudah menembus plak di dalam dinding nadi pembuluh darah apabila dalam kondisi teroksidasi. Peranan estrogen sebagai antioksidan adalah mencegah proses oksidasi LDL sehingga kemampuan LDL untuk menembus plak akan berkurang. Peranan estrogen yang lain adalah sebagai pelebar pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menjadi lancar dan jantung memperoleh suplai oksigen secara cukup.

Saat masih mengalami menstruasi, estrogen diproduksi dengan baik dalam tubuh wanita sehingga kadar kolesterol ini tidak menjadi masalah karena estrogen dapat mengatur kadar kolesterol dan menyeimbangkan kadar LDL dan HDL. Namun, setelah tidak mengalami menstruasi (menopause) maka faktor yang menyeimbangkan  LDL dan HDL menjadi berkurang. Bukan hanya berpengaruh pada kadar kolesterol, tetapi kondisi kekurangan estrogen ini juga berpengaruh pada kemungkinan serangan jantung.

Apa yang perlu dilakukan wanita menopause untuk menjaga kadar kolesterolnya?

Sebagian wanita menjalani terapi estrogen (Estrogen Replacement Therapy) bertujuan agar hormon estrogen yang semakin berkurang ini dapat terisi kembali. Namun efek samping dari terapi ini memiliki kecenderungan mengakibatkan komplikasi, seperti kanker payudara. Oleh karenanya, banyak ahli medis yang tidak menyarankan terapi ini.

The American Heart Association (AHA) atau organisasi yang peduli dengan kesehatan jantung bahkan menentang penggunaan suntikan hormon ini. AHA bahkan menegaskan pertentangannya atas penggunaan terapi suntik hormon estrogen untuk wanita yang tidak mempunyai maupun tidak mempunyai masalah dengan kolesterol dan hubungannya dengan sakit jantung.

Sebaliknya, penyeimbangan kadar kolesterol dengan merubah gaya hidup lebih disarankan. Dengan kesadaran yang tinggi akan bahaya kolesterol, hal pertama yang harus kita lakukan adalah diet. Wanita pada tahap menopause harus mendapatkan pasokan nutrisi, kalsium, serat, sayur dan buah yang cukup. Dalam diet, pasokan makanan berlemak, bergaram, dan mengandung lemak trans tinggi harus dibatasi.

"Dengan meminimalkan faktor modifiable, maka akan mengurangi resiko kolesterol tinggi.” ungkap Dedy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com