Kompas.com - Sekitar 160.000 pria yang sudah menjalani terapi pengobatan kanker prostat tidak lagi memiliki kehidupan seksual atau tak lagi sebaik biasanya. Data tersebut merupakan data terhadap pasien kanker prostat di Inggris. Namun pasien di negara lain diperkirakan mengalami nasib serupa.
Gangguan seksual yang dialami pasien antara lain disfungsi ereksi alias impotensi sebagai efek samping dari operasi, radioterapi, atau pun terapi hormonal yang dilakukan sebagai bagian dari pengobatan.
Sebagian besar pria yang mengalami gangguan seksual itu karena mereka mengalami kerusakan saraf permanen sehingga tidak lagi mampu ereksi. Sekitar 2 dari 3 pasien kanker prostat mengaku mereka tak lagi mampu ereksi.
Pada beberapa pria gangguan tersebut bersifat sementara karena mereka hanya mengalami hambatan psikologis untuk melakukan hubungan seks.
Profesor Jane Maher dari Macmillan Cancer Support menjelaskan, banyaknya pasien yang mengalami gangguan seksual tersebut membutuhkan penanganan serius. Dokter juga perlu menjelaskan dengan detil kepada pasien sebelum dimulainya terapi pengobatan.
"Banyak yang masih ditolong dengan tindakan pencegahan dan juga dukungan dari keluarga," katanya.
Para pasien juga didorong untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalami gangguan seksual. "Bagi banyak pria yang menderita kanker prostat ada semacam stigma jika mereka membicarakan tentang disfungsi ereksi," kata Dr.Daria Bonanno, ahli klinis psikologis.
Kebanyakan pasien akan merasa kehilangan maskulinitas dan kesedihan karena mereka tak mampu ereksi. Ini akan semakin membuat mereka secara emosional lebih terisolasi dari pasangannya. Padahal hal itu justru memperburuk gangguan seksualnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.