KOMPAS.com - Penemuan baru dari para ahli dari the University of Birmingham Inggris Raya menyatakan bahwa dengan mengurangi tidur, fungsi-fungsi pembuluh darah dan pernapasan akan terganggu. Akhirnya, tentu kesehatan jantung menjadi terancam.
Masyarakat modern saat ini sangat kekurangan tidur. Dibanding nenek moyang kita, manusia sekarang tidur lebih sedikit 1-2 jam. Tak heran jika berbagai penyakit jantung, diabetes dan obesitas jadi meningkat. Ya, jika selama ini kita hanya perhatikan makanan dan olah raga tanpa perhatikan kesehatan tidur. Akibatnya kesehatan kita secara umum terancam.
Dengan gaya hidup 24 jam seperti sekarang, banyak orang merasa sayang jika harus memejamkan mata untuk tidur. Pikirnya, lebih banyak waktu untuk bekerja akan lebih banyak oekerjaan yang bisa dikerjakan. Kenyataannya, kemampuan otak yang sudah lelah malah menurunkan kualitas dan performa kerja seseorang.
Penelitian
Para peneliti mencoba melihat, kenapa pengurangan tidur bisa buruk untuk kesehatan jantung. Caranya dengan melihat fungsi-fungsi pembuluh darah dan pernafasan sebelum dan setelah pengurangan tidur. Fungsi pembuluh darah dilihat dengan meningkatkan aliran darah dan seberapa baik respon pembuluh darah dapat mengakomodirnya.
Fungsi nafas dilihat dengan meningkatkan kadar karbondioksida. Normalnya, jika kadar karbondioksida ditingkatkan nafas jadi lebih cepat dan dalam. Peserta penelitian ada 8 orang berusia 20-35 tahun. Dua malam pertama semuanya tidur delapan jam setiap malamnya. Lalu tiga malam berikutnya mereka diminta tidur 4 jam saja. Terakhir para peserta tidur 10 jam selama lima hari untuk melihat efek bayar hutang tidur.
Selama penelitian, berulang kali fungsi-fungsi nafas dan pembuluh darah diperiksa. Hasilnya, setelah dua hari hanya tidur 4 jam, para relawan mengalami pengurangan fungsi pembuluh darah yang signifikan. Sedangkan saat mencapai hari ketiga kurang tidur, fungsi pembuluh darah sedikit membaik. Ini dianggap sebagai mekanisme adaptasi dari tubuh. Pada fungsi nafas juga dapat dilihat akibatnya. Selama peserta penelitian kurang tidur, fungsi kontrol nafas tampak menurun. Respon terhadap peningkatan kadar karbondioksida tidak meningkatkan laju pernafasan seperti yang diharapkan. Setelah melewati 5 malam terakhir dengan tidur 10 jam tiap malamnya, dapat dilihat bahwa semua fungsi-fungsi ini membaik.
Kesehatan jantung
Bayangkan saja, jika seseorang berulang kali mengalami kurang tidur untuk waktu yang lama, tentu fungsi pembuluh darahnya akan terganggu. Untuk jangka waktu yang tidak dapat ditentukan, kerusakan fungsi pembuluh darah akhirnya akan akibatkan gangguan pada kesehatan jantung. Sementara fungsi nafas yang menurun juga dapat ditemui pada penderita sleep apnea (mendengkur).
Pendengkur sering kali mengalami henti nafas saat tidur, yang akibatkan penurunan oksigen dan peningkatan kadar karbondioksida. Dengan durasi tidur yang pendek, tubuh jadi tak punya respon yang baik terhadap peningkatan karbondioksida, yang nantinya juga buruk buat kesehatan jantung.
Beberapa penelitian lampau sudah banyak yang tunjukkan efek buruk durasi tidur yang pendek. Baik untuk kesehatan jantung, kadar gula darah, tekanan darah sampai risiko kanker. Penelitian lainnya juga tunjukkan bagaimana penambahan jam tidur dapat bermanfaat bagi kesehatan.
Menurut Prof. William Dement, bapak kedokteran tidur, untuk mencapai kesehatan yang paripurna kita membutuhkan tiga komponen utama yaitu gizi yang seimbang, olah raga yang teratur dan tidur yang sehat. Kekurangan salah satu saja, akan merugikan kesehatan seseorang. Tidur adalah sebuah berkah bagi kita untuk kembalikan kebugaran, ketrampilan, kesehatan dan performa. Untuk apa kita batasi?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.