Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2013, 14:39 WIB

Kompas.com - Jika fungsi ginjal hanya tinggal lima sampai sepuluh persen dari kapasitas normalnya, maka kondisi ini disebut sebagai penyakit ginjal stadium akhir. Ini berarti fungsinya harus digantikan oleh cangkok ginjal atau mesin cuci darah (dialisis).

Ginjal merupakan organ yang fungsi utamanya membuang kelebihan cairan dan produk sisa dari darah. Ginjal juga berfungsi sebagai kelenjar endokrin, yang menghasilkan hormon yang penting bagi pembentukan sel darah merah, mengatur tekanan darah, dan pembentukan tulang.

Menurut data tahun 2010, penyebab penyakit ginjal tahap akhir meliputi hipertensi (35 persen), diabetes (25 persen), obstruksi dan pielonefritis (15 persen), glomerulonefritis (13 persen), dan lain-lain (10 persen). Diperkirakan saat ini ada sekitar 300.000 penderita gagal ginjal di Indonesia.

Penderita gagal ginjal membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal, antara lain cuci darah (hemodialisis), penyaringan darah yang dimasukkan ke rongga perut, ataupun cangkok ginjal.

Dialisis bisa digunakan sebagai tindakan sementara pada pasien berusia muda selagi menunggu pencangkokan ginjal. Tetapi tindakan ini juga bisa menjadi permanen bagi mereka dengan gagal ginjal kronis ketika pencangkokan ginjal tidak memungkinkan karena faktor usia atau alasan medis lain.

Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal, idealnya diperlukan beberapa kali cuci darah dalam seminggu. Berapa lama setiap sesi cuci darah tergantung pada berbagai faktor, antara lain berat badan, mesin yang dipakai, serta seberapa banyak racun yang terkumpul dalam ginjal sejak sesi cuci darah sebelumnya.

Jadi, kapan tepatnya seseorang memerlukan dialisis? Menurut para ahli dari Mayo Clinic hal itu berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter pada dasarnya akan berusaha menghadapi gagal ginjal kronis sedapat mungkin dengan cara konservatif selama mungkin, yakni dengan pengaturan diet atau obat-obatan.

Tetapi, jika tak dapat dihindari juga, pada waktunya nanti dialisis menjadi satu-satunya pilihan.

Biaya dialisis sendiri sangat mahal, berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 100 juta pertahun. Sementara untuk cangkok ginjal dibutuhkan biaya mencapai Rp 200 juta rupiah, belum termasuk biaya perawatan pertahun.

Karena itulah mencegah lebih baik daripada mengobati gangguan ginjal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau