Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Pengobatan Kanker "Apoptosis" Dikembangkan di Indonesia?

Kompas.com - 13/06/2013, 08:40 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -Pengobatan terbaru untuk kanker berbasis konsep kematian sel alami atau apoptosis sedang dikembangkan oleh para peneliti asal Australian Academy of Science. Kendati masih diujicoba skala laboratorium dan pada tiga orang pasien leukimia, namun potensinya sangat menjanjikan. Bagaimana dengan potensi pengembangan metode pengobatan ini di Indonesia?

Menurut Direktur Eijkman Institute for Molecular Biology Profesor Sangkot Marzuki, pengobatan berbasis apoptosis merupakan penemuan yang menjanjikan, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan industri pengobatan di Indonesia.

"Asalkan ilmuwan kita cukup bekal dalam mengelola hasil penemuan tersebut, maka tentu akan memberikan manfaat besar terutama untuk pengobatan kanker," ungkapnya seusai Australia Indonesia Science Seminar Series Bertajuk "Harnessing Death for Life" Selasa (11/6/2013) kemarin, di Jakarta.

Penemuan ini, lanjut Sangkot, merupakan penemuan yang memberi kontribusi besar di bidang pengobatan kanker. Pasalnya, penemuan ini memungkinkan kita untuk mengetahui betul mekanisme pembentukan sel kanker hingga ke tingkat molekular. Hal tersebut membuat mekanisme pengobatan menjadi lebih efektif.

"Jika sudah dikembangkan sampai ke bentuk pengobatan untuk umum, maka pengobatan ini termasuk pada kelas obat tingkat tinggi," kata Sangkot.

Bahkan jika pengobatan ini dikembangkan di Indonesia, imbuhnya, ilmuan di Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam yang bersifat antikanker secara lebih efektif. Mengingat Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayati, maka pemanfaatannya di bidang pengobatan kanker pun sangat potensial.

"Dengan mengetahui konsep molekular kematian sel juga diharapkan mekanisme skrining dari bahan alam akan lebih efektif," pungkas Guru Besar di Universitas Monash, Australia ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau