Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2013, 13:32 WIB
Dr. Irsyal Rusad. Sp.PD

Penulis

Sumber Kompasiana


KOMPAS.com - Perempuan berusia sekitar 70  tahun ini dirawat sejak 10 hari lalu. Masuk rumah sakit karena tidak mau makan, panas. Menurut sang suami yang mendampinginya, istrinya akhir-akhir ini kelihatan lemah, gelisah, seperti tidak sadar.

"Beberapa hari sebelum masuk rumah sakit, biasanya kalau mau makan, minum atau buang air istri saya selalu memanggil saya, walau hanya dengan mengangkat tangannya (ternyata pasien ini mengalami aphasia, tidak bisa bicara akibat stroke) , dalam dua hari ini tidak bisa lagi dokter," cerita sang suami waktu pertama kali bertemu saya di ruang perawatan.

Menurut sang suami, sudah lebih dari 6 tahun istrinya terbaring di rumah. Waktu itu, pasien mengalami lumpuh tidak bisa bicara. Tidak berapa lama setelah itu, sempat membaik, tetapi kemudian mengalami serangan lagi.

"Jangankan duduk, miringpun sendiri tidak bisa", sambungnya sambil menatap sang istri yang lemah terbaring di tempat tidurnya.

"Enam tahun terbaring di rumah, siapa yang merawatnya?" tanya saya, seolah-olah tidak percaya.

"Saya sendiri dokter, kadang-kadang dibantu anak-anak," jawab si Bapak.

Waktu saya memeriksa pasien, walau sangat kurus, saya lihat pasien ini sangat terawat dengan baik. Pasien kelihatan bersih, tidak ada bau tidak enak sama sekali,  tidak seperti  yang sering ditemukan pada punggung pasien stroke yang terbaring lama, luka dekubitus juga tidak saya lihat sama sekali.

Dalam hati saya bergumam, luar biasanya Bapak ini. Pasti bapak ini benar-benar mencurahkan waktu dan hidupnya untuk sang istri. Kontras dengan kebanyakan  pasien lain yang hanya dalam waktu 2-4 minggu terbaring di tempat tidurnya, maka luka di punggung mereka sudah mulai merebak.

"Apa betul Bapak sendiri yang  merawat Ibuk, apa ada perawat yang datang ke rumah?," tanya saya.

"Tidak dokter, saya tidak mungkin bisa membayarnya, kalau tiap hari, dan saya merasa, lebih baik saya sendiri yang melakukannya, kapan lagi saya diberi kesempatan untuk melayaninya," jawab si Bapak.

"Jadi, apa yang bapak lakukan, sehingga Ibu yang terbaring lama ini masih bisa seperti ini?," tanya saya lagi.

"Setiap hari saya mandikan, saya dudukan,  miringkan, punggungya saya taburi bedak, dan 2-3 kali dalam seminggu, waktu pagi hari saya bawa ke luar dokter," jawabnya.

"Hmmm, pantaslah kalau begitu," komentar saya dalam hati. "Bapak luar biasa, tidak banyak orang yang dapat melakukannya seperti itu sekarang,  pasti bapak sangat mencintai istri bapak?"

Mendengar saya bicara seperti itu, spontan Ia menjawab, "Ya lah dok. Kalau tidak, tidak mungkin saya melakukan semua itu.  Dan, kalau masih bisa diobati, saya minta obat yang terbaik untuk istri saya, biarlah mahal dokter. Walaupun Istri saya seperti itu, hanya terbaring di tempat tidur, saya tidak keberatan mengurusnya".

Lalu, sebenarnya hati saya berkata, melihat kondisi pasien begitu, hanya diam terbaring, semua kebutuhannya dilayani, kalau Allah menghendaki lain, apa itu tidak lebih baik untuknya?.....

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau