Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2013, 13:32 WIB
Dr. Irsyal Rusad. Sp.PD

Penulis

Sumber Kompasiana

Tetapi.  sebagai dokter  saya tidak boleh berpikir begitu, saya harus tetap berupaya maksimal memberikan yang terbaik untuknya, apalagi suami pasien ini saya lihat sangat berharap atas kesembuhan istrinya, paling tidak kembali seperti semula.

Kemudian, dalam 4-5 hari perawatan keadaan pasien tampak masih stabil. Setiap kali visite, setiap kali itu pula sang suami duduk di samping tempat tidurnya. Kalau tidak lagi memijit kaki istrinya, dipegangnya jari-jari dan diusapnya keningnya. Bahkan pernah suatu malam saya mampir ke kamarnya, bapak itu masih duduk di sana.

"Bapak tidak tidur?"  tanya saya.

"Tidur jugalah dokter, kalau sudah mengantuk sekali atau kalau anak-anak saya ada yang nunggu", jawab Bapak itu.

Melihat wajahnya, saya tidak percaya bahwa tidurnya sedikit. Kelihatan beliau tetap  seger, tidak nampak wajah kelelahan sama sekali. Lalu saya ingat ada penelitian yang menunjukkan bahwa mencintai itu menyehatkan, dapat meningkatkan imunitas seseorang.

Melayani, memberi dengan penuh cinta, kasih sayang, kedamaian tidak hanya menyehatkan terhadap orang yang menerimanya, tetapi juga bagi  mereka yang memberikan itu, bahkan lebih positp lagi dibandingkan dengan mereka yang hanya lebih sering menerima saja. Barangkali karena keikhlasan, kecintaan bapak ini dalam melayani istrinya, yang membuatnya sangat sehat, dan bahkan tampak lebih muda dari usia yang sebenarnya.

Hari ke 6 pasien dirawat, waktu visite pagi, bapak itu tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. "Alhamdulillah istri saya sudah mulai baik dokter, semalam Ia mulai sadar, sudah mau minta makan dan minum, terimakasih. saya senang sekali dokter",  kata bapak itu setengah berteriak.

"Ya, Pak, syukurlah, kelihatannya memang begitu. Ini semua karena bapak. Cinta, kasih sayang, sentuhan, belaian, dukungan dan doa bapak yang membuat Ibu membaik," kata saya.

Cinta, kasih-sayang, perhatian, dukungan keluarga, apalagi dari suami, istri, anak-anak merupakan faktor penting dalam proses penyembuhan. Walaupun itu semua tidak kasat mata,  tidak berarti tidak ada pengaruhnya. Banyak penelitian yang memperlihatkan hubungan positif cinta, kasih sayang terhadap harapan hidup pasien, bahkan pada penyakit-penyakit kritis.

Penelitian pada pasien-pasien yang pernah mengalami serangan jantung menunjukkan bahwa mereka yang mendapatkan cinta, kasih-sayang, dukungan dari keluaraga, apalagi istri atau suami, mempunyai harapan hidup yang lebih lama. Pasien juga mengalami serangan ulang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang kurang mendapatkannya. Penyembuhan luka pada pasien yang mendapatkan dukungan keluarga juga lebih cepat dibandingkan yang tidak.

Oleh karena itu, saya tidak heran melihat perbaikan yang dialami  pasien ini. Cinta, sentuhan yang diberikan sang suami telah memberi kekuatan kepada sang Istri  untuk melawan penyakitnya. Sayang, kebanyakan kita sekarang terlalu sibuk untuk sedikit menyisihkan waktu kita untuk mereka, keluarga yang terbaring sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau