Terapi infertilitas yang dimaksud adalah metode bayi tabung menggunakan teknik ICSI (intra-cytoplasmic sperm injection) atau penyuntikkan sel sperma langsung ke dalam inti sel telur. Metode ini membantu sel sperma yang jumlah sedikit atau kualitasnya rendah untuk membuahi sel telur.
Namun sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang terlahir dari metode bayi tabung tersebut beresiko lebih besar memiliki kelainan genetik. Sekitar seperempat anak diketahui mengidap autisme. Sementara itu 51 persen bayi beresiko memiliki tingkat kecerdasan yang rendah.
Belum jelas apa yang memicu kelainan tersebut, apakah kerusakan sel sperma. Terlebih teknik ini melibatkan proses "operasi" untuk mengekstrak sperma dari testis.
Namun para peneliti yang melakukan analisa ini menegaskan bahwa risiko kelainan genetik tersebut termasuk kecil. Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 2,5 juta kelahiran. Dengan demikian pasangan yang ingin melakukan metode bayi tabung dengan teknik ICSI diminta tidak khawatir.
Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Carol Povey dari Pusat Penelitian Autisme. "Autisme adalah kondisi yang sangat kompleks dan bisa diakibatkan oleh faktor genetik dan fisik. Kami meminta orang untuk tidak langsung menyimpulkan penyebab autisme," katanya.
Povey menambahkan, penelitian memang dibuat untuk memahami penyebab autisme, tetapi lebih penting adalah membantu orangtua dan masyarakat untuk memberikan dukungan penuh sehingga anak-anak autis bisa mencapai potensi maksimal mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.