Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikatan Emosional Kakek-Nenek dan Cucunya Menjauhkan Depresi

Kompas.com - 13/08/2013, 14:09 WIB
Rosmha Widiyani,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Fox News

Kompas.com — Hubungan yang harmonis antara kakek-nenek dan cucunya bisa menyehatkan kedua belah pihak. Bagi mereka yang lansia, perhatian dan dukungan yang diberikan kepada sang cucu akan menjauhkannya dari rasa depresi.

Penelitian yang melibatkan 376 kakek dan nenek serta 340 cucu dan dilakukan selama dua dekade membuktikan hal tersebut.

Peneliti mengikuti riwayat kesehatan mental para responden mulai dari tahun 1985 sampai 2004. Para lansia yang punya hubungan emosional cukup erat dengan cucu mereka memiliki gejala depresi lebih sedikit.

"Anggota keluarga besar seperti kakek-nenek dan cucu saling memengaruhi kesehatan mental sampai si cucu berusia dewasa," kata Sara Moorman, profesor sosiologi dari Boston College.

Hubungan yang erat antar-anggota keluarga kini dipandang sangat penting. Semakin meningkatnya usia harapan hidup membuat generasi yang lebih tua berusia panjang. Mereka yang lansia ini bisa menjadi sumber dukungan ataupun masalah dengan generasi yang lebih muda.

"Sekarang ini jamak ditemui anak, yang sudah berkeluarga, hidup dengan kakek-neneknya," kata Moorman.

Di negara maju, kebiasaan tersebut dianggap sebagai hal baru.

Untuk penelitian ini, Moorman dan timnya meminta responden mengisi survei setiap beberapa tahun. Survei berisi pertanyaan seberapa sering mereka saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah, menghabiskan waktu bersama, dan memberi atau menerima tumpangan saat ke dokter atau toko.

Responden juga melaporkan seberapa sering merasakan gejala depresi, seperti sedih atau kurang selera makan.

Penelitian menunjukkan, selain efek positif kesehatan mental, kakek-nenek merasa wajib memberikan timbal balik dari dukungan dan perhatian yang diberikan cucunya.

Kakek-nenek yang memberi saran, membelikan hadiah, atau membayari cucu makan siang memiliki gejala depresi lebih sedikit. Adapun mereka yang hanya menerima pertolongan terhitung menderita lebih banyak gejala depresi.

"Semua orang memperoleh manfaat positif dari rasa dibutuhkan, kemandirian, dan dihargai. Mereka yang lansia berharap untuk terus bisa menolong cucunya, walaupun cucu sudah dewasa," kata Moorman.

Karena itu, Moorman menyarankan untuk membiarkan mereka yang lansia memberi hadiah kepada cucu, walaupun sang cucu sudah berpenghasilan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau