Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/08/2013, 10:57 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com — Kelelawar diduga menjadi sumber penularan penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi. Para ahli menyimpulkan hal itu setelah menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen antara virus yang menginfeksi kelelawar dan manusia.

"Sudah ada beberapa laporan yang menemukan virus mirip MERS pada hewan, tetapi tidak ada satu pun yang cocok. Namun dalam kasus ini, kami mendapati sebuah virus pada hewan yang memiliki kecocokan sekuens dengan virus yang ditemukan pertama kali pada manusia," kata Direktur Center for Infection and Immunity, W Ian Lipkin, MD.

Surat kabar New York Times melaporkan, nama spesies kelelawar ini adalah Taphozous perforatus. Kelelawar ini ditemukan di wilayah tak berpenghuni dan bangunan telantar di Arab Saudi.

Menurut dokter hewan, Dr Jonathan H Epstein, korban manusia pertama mungkin pernah berkunjung ke sarang hewan tersebut dan tanpa sengaja menghirup debu kotoran kering kelelawar yang terinfeksi. Ada pula kemungkinan, kelelawar tepapar virus dengan cara yang sama.

Walau begitu, sampai saat ini belum ada bukti paparan langsung kelelawar pada kasus MERS yang terjadi di manusia. Menurut Deputi Kementerian Kesehatan Saudi Arabia, Ziad Memish MD, hal ini menimbulkan dugaan adanya perantara atau intermediate host.

Hal senada dikatakan Lipkin, yang berpendapat riset mencari intermediate host merupakan kerja besar. Pada studi ini, periset harus meneliti hewan yang hidup secara liar dan dibudidayakan. Hewan yang akan diteliti antara lain unta, domba, kambing, dan sapi.

"Kami juga meneliti bagaimana virus tersebut bisa sampai pada manusia. Penyelidikan ini merupakan kolaborasi terbesar untuk kesehatan masyarakat secara global," kata Lipkin.

Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), MERS adalah penyakit yang disebabkan serangan corona virus. Corona virus yang disebut MERS-CoV ini sudah membunuh 47 korban dari 100 yang terinfeksi. Kasus pertama dilaporkan terjadi di Saudi Arabia pada 2012. Semua kasus yang dilaporkan berhubungan dengan negara yang dekat dengan Semenanjung Arab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau