Sementara itu, orangtua orang yang memiliki penyakit kronis dan anggota jemaah dengan daya tahan tubuh lemah diminta menunda pelaksanaan ibadah haji. Jemaah juga diminta lebih waspada pada kebersihan tangan. Bila bersin atau batuk, sebaiknya menggunakan tisu.
Imbauan ini disampaikan Pemerintah Arab Saudi di tengah upaya menekan kasus penularan MERS-CoV (Middle East respiratory syndrome coronavirus). Peraturan ini sekaligus sebagai perlindungan bagi sekitar 2 juta anggota jemaah yang akan datang pada bulan ini.
MERS-CoV, yang menimbulkan gejala mirip SARS plus gagal ginjal, sejauh ini telah menginfeksi 85 orang dengan 41 korban meninggal. Kebanyakan infeksi dan kematian terjadi di Saudi Arabia.
Pengumuman dari Pemerintah Arab Saudi ini disampaikan setelah WHO berkonsultasi dengan Emergency Committee. Komite ini beranggotakan para ahli internasional terkait MERS-CoV. Namun, pengumuman tidak menegaskan apakah mereka yang berusia lanjut atau dengan sistem kekebalan lemah akan ditolak visanya ketika masuk negara tersebut.
WHO sendiri tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan. Namun, WHO menyarankan Pemerintah Arab memonitor infeksi atau pola pernapasan yang tidak biasa pada warganya.
Tentang MERS-CoV
MERS-CoV adalah anggota keluarga coronavirus. MERS-CoV sama dengan SARS coronavirus (SARS-CoV), tetapi lebih mematikan. SARS-CoV menyebabkan rata-rata kematian 10 persen, sedangkan rata-rata MERS-CoV mencapai 50 persen.
MERS-CoV muncul tahun lalu. Virus ini kali pertama diidentifikasi pada pasien dewasa pria yang memiliki gejala mirip SARS. Pasien ini meninggal pada Juni tahun lalu. Sejauh ini, infeksi MERS-CoV dilaporkan terjadi di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Tunisia, Jordan, Inggris, Jerman, Perancis, dan Italia.
Gejala MERS-CoV meliputi:
1. Gagal ginjal, gejala ini tidak ditemukan di SARS-CoV
2. Diare, tetapi tidak ditemukan di semua kasus
3. Demam
4. Sakit dada
5. Lemah
6. Napas pendek
7. Batuk dan bersin
8. Penumonia, umumnya pasien datang dengan gejala ini ketika sampai rumah sakit.
WHO mengatakan, walau lebih mematikan, MERS-CoV sulit berpindah antar-manusia. Namun, peneliti dari Johns Hopkins University yang mengunjungi Saudi Arabia menulis pada New England Journal of Medicine) bahwa MERS-CoV relatif lebih mudah menyebar dibanding SARS-CoV.
Permasalahan lain adalah masih sedikit sekali informasi tentang MERS-CoV. Sampai sekarang belum diketahui dari mana asal virus, berapa jumlah kasus terinfeksi tanpa gejala, atau seberapa banyak penularan terjadi di luar rumah sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.