TANYA :
Dok, Saya terkena serangan panik ketika mengandung anak pertama. Saya cukup kaget waktu itu karena dokter tidak menjelaskan tentang penyakit saya. Saya paham dengan jelas ketika penyakit saya kambuh lagi. Saya dulu tinggal di Banyuwangi dan sekarang tinggal di Balikpapan dan sudah berjalan selama setahun lebih . Yang menjadi pertanyaan, ketika saya nanti hamil lagi apakah gangguan panik tersebut akan kambuh kembali ? Bagaimana cara melepaskan diri dari obat-obat antidepresan yang benar. Karena setiap saya berupaya untuk melepaskan diri dari obat ini kepala saya terasa sakit dan mau pecah?
(Nurul, 28 Balikpapan)
JAWAB :
Ibu Nurul yang baik,
Gangguan panik memang bisa datang kapan saja dan pada kondisi apapun. Jika diagnosis gangguan panik sudah ditetapkan dokter jiwa/psikiater, maka pengobatan biasanya disarankan untuk beberapa waktu. |
Antidepresan golongan SSRI (Fluoxetine, Sertraline, Escitalopram) adalah beberapa obat yang biasanya digunakan untuk pasien gangguan panik. Pada awal pengobatan biasanya pasien juga akan diberikan obat anticemas golongan benzodiazepine untuk membantu lebih nyaman sampai obat antidepresan yang biasanya membutuhkan waktu 2 minggu bekerja.
Pasien selalu disarankan untuk mengurangi dosis obat anticemasnya setelah dua sampai empat minggu. Namun meneruskan antidepresannya sampai waktu minimal 6 bulan (ini merupakan data rujukan yang cukup lama, rujukan yang baru menyarankan pasian gangguan cemas panik diterapi dengan antidepresan sampai 12-18 bulan).
Dokter akan membantu ibu jika ibu sudah siap untuk melepaskan obat. Biasanya yang jadi ukuran adalah peningkatan kualitas hidup dan hilangnya gejala panik. Kadang ada pasien yang perlu waktu lama untuk berobat, itulah mengapa tidak disebutkan maksimal lama pengobatan tapi minimal lama pengobatannya.
Saat hamil tidak disarankan menggunakan antidepresan kecuali risiko dan keuntungannya sudah diketahui. Jika memerlukan pengobatan dengan obat antidepresan biasanya pasien baru bisa makan obat antidepresan setelah lewat trimester pertama. Namun tetap penggunaan obat ini perlu mendapatkan pengawasan dokter psikiater secara ketat.
Hamil bisa saja memicu kondisi gangguan cemas panik pasien dan itu sering saya jumpai sehari-hari di Klinik Psikosomatik RS OMNI. Semoga jawaban ini bisa membantu.
Salam Sehat Jiwa