KOMPAS.com - Secara fisik, remaja memang sudah mampu melakukan hubungan seksual. Namun mereka belum siap secara mental, apalagi jika hubungan seksual dilakukan sebagai bisnis tertentu, misalnya dengan menjadi "cabe-cabean".
Menurut seksolog dan spesialis andrologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Prof. Wimpie Pangkahila, fenomena "cabe-cabean" merupakan perilaku seks remaja yang tidak sehat. Agar tidak terjerumus dalam perilaku seks remaja yang tidak sehat, maka pengetahuan tentang seksualitas adalah kuncinya.
"Remaja membutuhkan pengetahuan tentang seksualitas. Itulah kenapa perlu adanya pendidikan seks bagi mereka," tegas Wimpie saat dihubungi Kompas Health pada Jumat (4/4/2014).
Ia pun menyayangkan adanya anggapan bahwa pendidikan seks tidak perlu diberikan di sekolah karena dianggap justru memicu remaja melakukan hubungan seksual. Padahal menurut dia, tanpa pendidikan seks, remaja akan mengadopsi aktivitas seksual dari sumber yang tidak seharusnya. Misalnya saja melalui film porno atau bertanya pada teman yang pengetahuannya juga keliru.
Perilaku tersebut akhirnya berujung pada kesalahan dalam memaknai hubungan seksual. Maka tidak heran jika pemanfatan yang menyimpang, seperti memanfaatkan hubungan seksual demi mendapat uang, tidak ragu dilakukan.
Bicara soal seksualitas bukan cuma seputar hubungan intim pria dan wanita, tapi bisa juga tentang kesehatan dan perkembangan emosi.
Wimpie berpendapat, selain tidak adanya pendidikan seks yang benar, ada beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi fenomena remaja yang menjajakan seks. Pertama, minimnya perhatian dari orangtua. "Orangtua tidak tahu apa yang dilakukan anaknya di luar rumah, tidak dekat dengan anak," jelasnya.
Kedua, pengaruh lingkungan, khususnya teman sebaya. Ia menerangkan, teman sebaya sangat mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk untuk melakukan hal-hal yang negatif.
"Remaja lebih berani jika melakukan segala sesuatu berkelompok, baik itu berbohong, melakukan kejahatan, termasuk perilaku seks," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.