Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Jadi Ayah pada Usia Muda Berisiko Depresi

Kompas.com - 16/04/2014, 14:41 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber dailymail

KOMPAS.com — Bukan hanya para ibu yang baru memiliki anak yang berisiko depresi, melainkan juga para ayah. Risiko tersebut ternyata lebih besar jika seorang pria menjadi ayah pada usia pertengahan 20-an.

Menurut penelitian di negara maju, lima tahun pertama setelah kelahiran bayi, depresi terhadap para ayah naik sampai 68 persen. Demikian menurut hasil studi yang melibatkan lebih dari 10.000 pria berusia rata-rata 25 tahun.

Studi yang dimuat dalam jurnal Paediatrics ini pertama kali mengidentifikasi risiko depresi pada ayah muda.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

"Bukan hanya para ibu baru yang perlu melakukan deteksi depresi, para ayah juga berisiko," kata Profesor Craig Garfield, dokter anak dari Northwestern University di Chicago, AS.

Depresi pada orangtua memiliki pengaruh buruk terhadap anak, terutama pada setahun pertama usia bayi. "Diperlukan bantuan agar para ayah muda untuk melewati perubahan peran barunya tersebut," katanya.

Studi sebelumnya menyebutkan, ayah yang depresi cenderung menggunakan hukuman fisik dan kurang interaksi dengan anak mereka. Selain itu, mereka juga lebih stres dan kurang peduli pada tumbuh kembang anaknya.

Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah

Jika dibandingkan dengan anak yang memiliki ayah tidak depresi, anak-anak ini cenderung memiliki kemampuan berbahaya yang buruk. Demikian pula dengan kemampuan membaca dan gangguan perilaku.

"Hasil studi ini adalah sebuah peringatan bagi para pria muda yang baru menjadi ayah," kata Garfield.

Gejala depresi antara lain merasa cemas, mood sering terganggu, tidak bisa menikmati hal-hal yang sebelumnya menjadi minatnya, dan kurang bersemangat. Gejala depresi ini bisa saja muncul hingga 5 tahun setelah kelahiran anak.

Diperkirakan 4-5 persen ayah muda menderita depresi pasca-kelahiran anaknya. Sementara itu, pada wanita, angkanya mencapai 10 persen.

Depresi bisa muncul karena bertambahnya beban finansial keluarga, perubahan hubungan dengan istri, dan juga rasa takut menerima tanggung jawab baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau