Padahal, medical check up sama pentingnya di setiap tahapan usia sebagai kebutuhan dasar setiap orang untuk menjaga kesehatan. Jika kita melakukan check up pada anak secara teratur, kita dapat memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.
Jenis pemeriksaan yang dilakukan untuk medical check up pada anak, tentu saja berbeda dengan pemeriksaan untuk orang dewasa. Selain pemeriksaan fisik, mata, telinga dan mulut, diperlukan juga beberapa pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui status kesehatan anak.
Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk medical check up pada bayi yang baru lahir, tentu saja berbeda dengan pemeriksaan untuk bayi berusia 1 tahun, batita (usia 1-3 tahun), usia pra sekolah, kelompok usia sekolah, dan anak remaja karena pada masing-masing kelompok usia tersebut memiliki risiko penyakit yang berbeda-beda.
Pemeriksaan untuk bayi baru lahir (usia 3-5 hari), umumnya bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan bawaan, misalnya hipotiroid dan defisiensi G6PD (kekurangan enzim G6PD), yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya kelak. Bayi hingga usia 1 tahun, pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan adalah tes hematologi rutin untuk mendeteksi anemia karena sering ditemukan pada anak dan dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Usia 1-3 tahun, selain pemeriksaan hematologi rutin perlu ditambahkan pemeriksaan urin rutin untuk mendeteksi infeksi saluran kemih. Anak pra sekolah (usia 3-5 tahun), perlu diperiksa status nutrisnya. Anak usia sekolah, perlu dicek juga kondisi saluran cerna, jika perlu ditambahkan pemeriksaan profil lipid atau lemak. Anak remaja (usia 12-18 tahun) dapat ditambahkan pemeriksaan untuk deteksi diabetes melitus dan hipertensi.
Cek kesehatan bagi anak sebaiknya dilakukan secara berkala bahkan ketika mereka tidak sakit, sejak baru lahir hingga usia remaja (18 tahun) untuk mengetahui kelainan atau penyakit secara dini agar dapat segera diatasi dengan tepat, serta memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung dengan baik. Anak yang memiliki kesehatan prima umumnya akan tetap sehat ketika menjadi dewasa.
Pada usia muda (18-30 tahun), medical check up secara berkala menjadi sebuah kewajiban untuk menjaga kelangsungan dan kualitas hidup, karena adanya perubahan gaya hidup orang muda, khususnya di perkotaan, yang serba instan, kurang gerak, penuh persaingan, stres, dan super sibuk menyebabkan banyak kasus serangan sakit mendadak pada usia muda. Seorang anak muda yang selalu tampak sehat dan bugar, tiba-tiba saja terkena penyakit jantung, stroke, fungsi hati, dan sebagainya. Selain faktor gaya hidup, orang muda seringkali tidak menyadari bahwa dirinya memiliki riwayat keluarga yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit.
Pada usia dewasa ( > 30 tahun), seseorang masih aktif dan produktif tetapi risiko terjadinya penyakit semakin meningkat, apalagi bila ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Di sinilah pentingnya pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mengetahui kualitas kesehatan secara umum, mendeteksi gangguan kesehatan sedini mungkin, dan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk tindakan selanjutnya, serta mengetahui risiko terjadinya gangguan kesehatan pada kemudian hari.
Medical check up sudah tentu wajib dilakukan pada usia lanjut (> 55 tahun) agar dapat menjalani masa tuanya dengan sehat dan bahagia. Melalui medical check up pada usia lanjut, kita dapat mendeteksi dini penyakit degeneratif (penyakit yang menyertai proses penuaan), gangguan atau penyakit yang sering dialami pada usia lanjut seperti kelainan atau penyakit darah, gangguan atau infeksi saluran cerna, gangguan fungsi hati dan ginjal, gangguan fungsi tiroid, penyakit kardiovaskular, demensia (pikun), dan osteoporosis.