KOMPAS.com - Susu memang kaya nutrisi, tetapi tidak semua anak dapat menerima susu tambahan, terutama susu sapi, dengan baik. Sebagian mengalami reaksi diare atau mual setelah diberikan susu sapi.
Dokter Gregorius Bimantoro mengatakan, diare dan mual setelah minum susu sapi mungkin merupakan gejala intoleransi laktosa. Namun belum tentu setiap anak yang mengalami gejala tersebut dipastikan menderita intoleransi laktosa.
"Kalau baru satu kali dua kali mengalami gejala belum bisa dipastikan anak itu intoleransi laktosa," tekan Bimo, sapaan akrabnya, di sela-sela acara peluncuran Bebeclub.co.id di Jakarta, Selasa (13/5/2014).
Menurut dia, penentuan anak mengalami intoleransi laktosa atau tidak memerlukan observasi lebih dalam. Pasalnya mual dan diare setelah minum susu sapi bisa dikarenakan faktor-faktor lain, seperti saat itu kondisi anak kurang sehat sehingga mual, atau ketidakseimbangan flora normal pada pencernaan anak sehingga diare.
Observasi lebih dalam, lanjut Bimo, dapat dilakukan dengan mengganti merek susu sapi yang diberikan atau memberikan susu di saat kondisi anak benar-benar sehat. Bila gejala tersebut berulang, maka kemungkinan memang anak mengalami intoleransi laktosa.
"Namun untuk pastinya, memang harus ada pemeriksaan ke dokter. Karena dikhawatirkan, jika ibu langsung mengganti susu sapi dengan susu soya, ada kandungan-kandungan dalam susu sapi yang bermanfaat bagi anak yang akhirnya tidak terpenuhi," saran Bimo.
Menurut situs kesehatan webMD, intoleransi laktosa merupakan suatu kondisi ketidakmampuan mencerna laktosa yang merupakan protein dalam susu sapi. Gejala yang ditimbulkan antara lain kembung, nyeri atau kram di bagian bawah perut, timbulnya "suara" di bagian bawah perut, bergas, dan diare atau tekstur kotoran tidak keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.