KOMPAS.com - Parasetamol termasuk obat yang jadi andalan untuk menurunkan suhu tubuh di saat demam atau mengurangi rasa sakit. Namun, obat ini disebutkan tidak aman bagi orang yang menderita penyakit penurunan fungsi hati.
Lantas perlukah pasien hepatitis atau peradangan hati menghindari konsumsi parasetamol? Jawabannya, tidak selalu. Dalam dosis terapi parasetamol masih aman dikonsumsi oleh pasien hepatitis sekalipun.
"Parasetamol baru berbahaya ketika diminum dalam dosis besar," ujar dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Irsan Hasan dalam talkshow SOHO #BetterU bertajuk "Hari Hepatitis Sedunia", Selasa (15/7/2014) di Jakarta.
Dosis terapi yaitu tiga kali satu hari untuk tablet 500 miligram. Sementara itu, dosis yang berbahaya adalah bila dikonsumsi 8 gram sekaligus atau sekitar delapan tablet.
Tubuh manusia mengindentifikasi hampir semua obat sebagai substansi asing sehingga biokimia tubuh pun akan bereaksi sesaat setelah mengonsumsi obat untuk membuang substansi yang dinilai berbahaya bagi tubuh. Meskipun fungsi ini hampir ada di seluruh jaringan dalam tubuh, retikulum endoplasma halus pada organ hati lah yang paling berperan. Karena itu, organ hati sering disebut sebagai "rumah pembersih metabolisme", termasuk untuk obat.
Obat parasetamol memiliki nama kimia asetaminofen. Senyawa tersebut bersifat toksik bagi organ hati dan berisiko menyebabkan gagal hati.
Di luar negeri, khususnya Amerika Serikat, lebih banyak ditemukan kasus intoksifikasi parasetamol daripada di Indonesia. Ini karena orang yang mengalami intoksifikasi itu menyalahgunakan parasetamol dalam dosis yang sekaligus besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.