Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/08/2014, 08:37 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Penyakit gangguan bipolar belakangan ini makin sering diperbincangkan setelah aktris peran dan penyanyi Marshanda mengaku pernah didiagnosa menderita bipolar.

Penderita bipolar sebenarnya cukup banyak di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh dr.Andri, SpKJ. "Penderitanya banyak, tapi banyak yang tidak sadar kalau punya gangguan ini," ujarnya.

Cap gila juga kerap disematkan masyarakat pada penderita gangguan bipolar sehingga mereka menutup diri dan enggan berobat.

Bipolar adalah gangguan pada alam perasaan (mood) yang berubah-ubah dalam periode waktu tertentu. Satu ketika, penderita mengalami depresi sehingga menjadi murung, diam, atau menarik dari lingkungan. Di waktu lain, ia mengalami manik (mania) yang ditunjukkan dengan semangat menggebu dalam beraktivitas, tak pernah lelah, dan tak tidur berhari-hari.

Berbeda dengan depresi atau manik yang dialami manusia pada umumnya, gejala pada penderita bipolar terjadi secara berulang dan berlangsung seumur hidup. Gejala yang muncul terkadang bercampur atau berubah sangat cepat.

Gangguan bipolar terdiri dari dua jenis, yakni gangguan bipolar tipe 1 dan bipolar tipe 2. Gangguan bipolar tipe 1 merupakan penyakit kronis yang sering kambuh dan bersifat episodik, dalam arti ada periode sakit dan ada periode normal. Kekambuhan bisa dipicu oleh stresor psikososial, misalnya pertengkaran, percerian, atau kehilangan orang tercinta.

Gangguan bipolar tipe 2 umumnya lebih ringan. Periode kekambuhannya lebih ringan dan ada episode hipomania dan episode depresi mayor. Gejalanya lebih singkat waktunya, lebih ringan dan tidak mencolok.

"Untuk diagnosis bipolar tipe 2 memang lebih sulit, karena fase hipomanik kadang bisa dianggap oleh pasien bahwa ia tidak sakit, hanya sedang bersemangat saja," kata dokter dari RS.Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Bisa diobati

Gangguan bipolar sering berkembang di akhir masa remaja seseorang atau dewasa awal. Setidaknya setengah dari semua kasus dimulai sebelum usia 25 tahun. Sebanyak 79 persen kasus bipolar disebabkan oleh faktor genetik. Tetapi gen ini baru akan memicu bipolar jika penderita mengalami stres psikososial yang tak mampu diatasinya.

Terdapat beberapa cara untuk mengenali gejala gangguan bipolar, yakni melakukan pemeriksaan dengan cara wawancara klinis dan diagnosis dini. "Wawancara psikiatrik adalah tools utama dalam memeriksa status mental individu," katanya.

Sama dengan penyakit kronis lainnya, pengobatan yang tepat bisa membuat penderita bipolar hidup normal dan membuat prestasi membanggakan. Mengontrol emosi dan mood penderita adalah cara terbaik untuk pengobatan.

Penderita bipolar juga perlu mendapat kenyamanan dan kehangatan dari orang-orang di sekitarnya. Diperlukan kesabaran dan optimisme dari orang-orang terdekat agar penderita menjalani pengobatan hingga tuntas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau