Dalam sebuah survei di Amerika Serikat, rata-rata anak berusia 6-18 tahun di sana mengasup 3.300 miligram sodium perhari, belum termasuk garam yang ditambahkan di meja. Jumlah tersebut jauh melebihi asupan yang direkomendasikan, yakni 2.300 mg perhari.
Salah satu efek pola makan tinggi garam adalah tekanan darah tinggi. "Sekitar satu dari enam anak sudah mengalami darah tinggi yang bisa menyebabkan hipertensi di usia dewasa. Seperti kita tahu, hipertensi adalah penyebab utama penyakit jantung dan stroke," kata Ileana Arias dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC).
Sekitar 43 persen garam yang diasup anak-anak berasal dari 10 jenis makanan yang paling sering mereka makan. Makanan tersebut antara lain pizza, roti, daging, camilan gurih, roti isi, keju, nugget, sup, dan sebagainya.
"Beberapa dari makanan itu tidak berasa asin tapi sebenarnya mengandung sodium cukup tinggi dan anak-anak sering memakannya," kata Arias.
Pola makan tinggi garam sejak usia anak-anak bukan hanya merusak kesehatan tapi juga membentuk pola makan mereka di usia dewasa.
Kebanyakan sodium sudah ada dalam makanan, bahkan sebelum diproses. Diperkirakan 65 persen sodium sudah tersimpan dalam makanan, 15 persen dari makanan cepat saji dan pizza, serta 9 persen dari makanan di kantin sekolah.
Orangtua diharapkan memahami efek negatif kelebihan garam ini. Anak-anak bisa dibiasakan untuk mengasup lebih banyak sayur dan buah-buahan segar, serta mengurangi penggunaan garam dalam masakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.