Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2015, 11:00 WIB

KOMPAS.com — Dengan semakin banyaknya makanan dalam bentuk cair, mungkin makin banyak orang yang merasa mengunyah sudah tak penting lagi. Dibanding makanan padat, makanan cair memang tak membutuhkan tenaga lebih. Tinggal glek, perut pun kenyang.

Minuman jus yang sekarang trendi, minuman dingin dalam botol, atau diet jus akhir-akhir ini semakin digemari. Berdasarkan Global Industries Analysts, penjualan jus dan smoothie diramalkan akan mencapai 11 juta dollar AS pada tahun 2015.

Tren makanan tanpa perlu dikunyah ini bahkan mencapai anak usia termuda. Banyak bayi atau anak balita yang sudah mencapai tahap konsumsi makanan padat, tetapi mereka malah diberikan makanan yang sudah dilembutkan daripada makanan seperti buah potong.

Makanan seperti itu bisa saja enak, mudah, dan bernutrisi. Namun, menurut Ellie Krieger, nutrisionis sekaligus pembawa acara Healthy Appetite di Amerika Serikat, jarang mengunyah bisa membuat kita kehilangan manfaat penting dari mengunyah.

Kecepatan
Mengunyah akan memperlambat proses makan, yang bisa mengurangi Anda mengonsumsi makanan berlebih serta menjaga berat badan. Penelitian juga menunjukkan, makan perlahan juga memberikan rasa lebih puas dibandingkan dengan mereka yang makan lebih cepat. Perasaan puas tampak memiliki daya tahan.

Faktor serat
Bila Anda mengonsumsi wortel, kepuasan setelah memakan semua bagian wortel dapat dirasakan dari banyaknya serat yang terkandung. Serat itu terbuang ketika Anda membuat jus wortel.

Jadi, meskipun jus dikonsumsi dengan cepat dan mengandung nutrisi, kerugiannya ialah kalori cepat masuk dan Anda kehilangan manfaat utama serat.

Bila Anda masih menginginkan bentuk cair, smoothie dapat menjadi pilihan karena masih menyimpan serat, hanya saja sudah diproses oleh blender. Demikian pula dengan puree.
Namun, tetap saja makanan cair tak membuat rahang bekerja ketika makan. Anda bisa selesai lebih cepat dan kurang kenyang, padahal porsinya sama dengan jika kita mengasup makanan utuh.

Kepuasan dari mengunyah
Mengunyah dapat memicu reaksi kimia dalam tubuh yang berperan menimbulkan kenyang dan mengurangi asupan kalori. Makanan yang dilembutkan dalam mulut menstimulasi reseptor yang berkaitan dengan lambung, usus kecil, pankreas, dan organ lainnya yang memproduksi zat kimia dalam pencernaan.

Beberapa zat kimia tersebut adalah hormon pada usus yang mengirim pesan kenyang pada otak.  Semakin banyak Anda mengunyah, makin banyak hormon yang dibuat. Semakin sedikit kalori yang Anda makan sebelum Anda merasa kenyang, semakin lama perasaan itu berlangsung.

Sebuah penelitian dari American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan, pria yang mengunyah 40 kali per gigitan mengonsumsi hampir 12 persen lebih sedikit kalori dan memiliki tingkat hormon usus lebih tinggi daripada yang mengunyah 15 kali per gigitan.

Manfaat bagi gula darah
Mengunyah dengan baik dan makan lebih lambat menjaga kadar gula darah dan membantu mencegah diabetes. Manfaat tersebut menjadikan pelepasan secara bertahap pada kalori ke dalam tubuh serta aktivasi zat kimia dalam pencernaan dari mengunyah.

Dengan demikian, apabila Anda dihadapi pilihan memakan salad atau jus hijau, minuman cair untuk sarapan, atau semangkuk oatmeal dengan kacang dan buah beri, pikirkan dua kali jika Anda tidak mengunyah. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com