Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/03/2015, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Saat berolahraga, tubuh akan mengalami kekurangan cairan. Namun bagi Anda yang merupakan atlet lari atau hobi melakukan lari jarak jauh, awasi asupan cairan saat berlari. Kelebihan cairan justru akan membahayakan tubuh.

Kelebihan asupan cairan akan menyebabkan hiponatremia, suatu kondisi dimana kadar natrium darah sangat rendah. Keadaan ini juga bisa terjadi bagi orang-orang yang melakukan olahraga dengan durasi tahan lama, seperti lari marathon, ultra marathon dan triathlon. Karena amat rendahnya kadar natrium, timbul kondisi yang disebut dengan Exercise Assosiated Hyoponatremia (EAH).

Guru Besar Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Parlindungan Siregar menjelaskan bahwa EAH juga dipicu oleh hormon antidiuretik (ADH) yang meningkat. Hormon antidiuretik berfungsi mengatur jumlah air yang diekskresikan oleh ginjal.

“Pada pelari itu hormon antidiuretiknya meningkat sehingga menahan air di dalam tubuh. Maka dari itu, air banyak ditahan dalam tubuh, sehingga kadar natrium menurun,” terangnya.

Karenanya, ia menekankan agar pelari tidak minum terlalu banyak saat melakukan lari jarak jauh. Jika terlalu banyak minum, kandungan natrium dalam tubuh berpotensi makin berkurang. Semakin jauh jarak lari, makin banyak natrium dalam tubuh yang akan hilang.

“Saat marathon tidak dianjurkan minum terus selama lari. Minum seperlunya jika merasa haus. Bisa-bisa saat mencapai garis finish nanti malah kehilangan kesadaran hingga akibat yang lebih parah terjadi kematian,” papar Parlindungan.

Ia menambahkan, ADH meningkat akibat faktor non-osmotik seperti olahraga yang intens, muntah atau mual pada saat olahraga, hipoglikemia (kadar gula darah atau glukosa secara abnormal rendah), faktor nyeri dan emosi, dan pelepasan faktor inflamasi interleukin-6 dari otot.

Dilansir dari humankinetics.com, gejala-gejala yang bisa dideteksi ketika seseorang mengalami EAH antara lain mengalami gangguan saat olahraga, mual dan muntah, sakit kepala, tingkat kesadaran berubah, kejang-kejang, bengkak pada tangan dan kaki, serta penurunan fungsi sel otot yang berujung pada risiko gagal ginjal akut.

Karenanya penuhi asupan cairan secukupnya, tidak sampai berlebihan saat melakukan aktivitas fisik berat, termasuk lari jarak jauh yang mencapai puluhan kilometer. (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau