Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Biru Saat Menangis, Waspadai Kelainan Jantung Bawaan

Kompas.com - 17/04/2015, 09:00 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com –
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan jantung yang dibawa sejak lahir.  Penyakit ini mudah dikenali karena menimbulkan warna kebiruan pada bayi. Biasanya akan terlihat jelas pada saat bayi menangis.

Bayi yang jantungnya normal, wajahnya memerah saat menangis. Tetapi bayi dengan kelainan jantung, wajahnya akan pucat dan membiru. Mulai dari bibir, lidah, dan juga kuku juga terlihat jelas berwarna biru.

Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardio Vaskular, Maizul Anwar mengungkapkan, bagian tubuh bayi menjadi biru karena bercampurnya darah kotor dan darah bersih akibat struktur jantung yang tidak sempurna, seperti sekat bilik maupun serambi jantung yang berlubang.

“Darah yang tidak teroksigenisasi masuk ke aorta sehingga dibawa ke seluruh tubuh, jadi darah kotor bercampur dengan darah bersih. Banyak darah kotor yang masuk ke darah sistemik” terang Maizul di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (14/4/2015).

Aorta merupakan pembuluh arteri utama yang membawa darah beroksigen ke semua bagian tubuh dalam peredaran sistemik. Banyaknya darah kurang oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan bayi menjadi kurang oksigen sehingga membiru. Salah satu penyakit jantung bawaan yang menimbulkan gejala biru ini, yaitu Tetralogi Fallot.

“Pengobatannya bisa serambinya  ditutup. Pembuluh darah paru-paru dilebarkan,” lanjut Maizul.

Bayi yang mengalami ini biasanya akan mudah lelah ketika minum air ASI. Akibatnya, berat badan pun sulit bertambah dan perkembangannya terhambat.

Adapun penyebab anak menderita penyakit jantung bawaan belum diketahui pasti. Para ahli dan sejumlah penelitian menduga penyakit jantung bawaan disebabkan karena infeksi virus TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex), saat ibu hamil, kebiasaan ibu merokok, hingga keturunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau