Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Perlu Memusuhi Sinar Matahari, Ketahui Cara Melindungi Kulit

Kompas.com - 07/05/2015, 11:17 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com - Setelah diterpa hujan sejak awal tahun lalu, cuaca kini kembali cerah. Saatnya melakukan berbagai aktivitas seru di luar ruangan. Satu hal yang tak boleh diabaikan adalah menggunakan tabir surya.

Mengaku sebagai pecinta pantai, aktris dan sutradara Lola Amaria tak pernah absen mengunjungi pantai-pantai di Bali saat liburan tiba.

"Tapi bukan pantai-pantai di wilayah Kuta atau Seminyak yang ramai, aku pilih yang lebih sepi seperti di Uluwatu," ujarnya ketika ditemui di acara kampanye terbaru Nivea, Enjoy The Sunshine Goodness di Jakarta beberapa waktu lalu.

Beraktivitas di pantai berarti ia harus merelakan kulitnya terpapar sinar matahari. Namun, Lola mengatakan ia tak pernah absen menggunakan tabir surya. "Itu wajib, dan sesudahnya juga aku memakai krim after sun biar kulit nggak terbakar," katanya.

Efek buruk

Kulit merupakan bagian dari tubuh yang paling mudah menerima pengaruh dari luar, seperti polusi udara atau radiasi sinar matahari. Sayangnya, belum banyak wanita yang menyadari efek buruk sinar matahari.

Dalam survei yang dilakukan oleh Nivea, produk perawatan kulit, ternyata masih banyak orang yang belum memproteksi kulitnya secara layak dari sinar ultraviolet. Hal ini karena masih banyak orang yang kurang paham efek sinar ultraviolet pada kulit.

"Orang Brasil yang sangat suka matahari saja masih banyak yang belum paham jahatnya sinar ultraviolet. Sementara di Asia matahari dianggap musuh, ini karena kebanyakan belum tahu cara melindungi kulitnya," kata Holger Welters, Presiden Direktur PT.Beiersdorf Indonesia, produsen merek Nivea.

Ketidaktahuan orang Asia tentang cara melindungi kulit membuat mereka menghindari sinar matahari dengan ekstrem, yakni tidak mau beraktivitas sama sekali di bawah sinar mahatari. Padahal, banyak manfaat positif dari paparan sinar matahari bagi tubuh.

"Untuk menikmati sinar matahari, kita perlu perlindungan kulit. Bukan hanya pelindung kulit saat akan beraktivitas di luar ruangan, tapi produk perawatan yang dipakai setiap hari," kata Welters.

Meski tidak bisa dilihat dengan mata manusia, tapi sinar matahari memiliki tiga jenis, yakni ultraviolet A, B dan C.

"Ultraviolet A paling berkontribusi pada kerusakan kulit karena ia masuk paling dalam ke lapisan kulit, efeknya bisa kanker kulit. Sementara UV B paling berpengaruh pada lapisan luar kulit. Selain membuat kulit terbakar, paparan sinar UV B akan membuat kulit kusam dan keriput," kata dr.Abraham Arimuko, Sp.KK, dalam acara yang sama.

Sementara itu sinar ultraviolet C adalah jenis yang paling berbahaya, namun sinar ini diserap oleh ozon bumi.

Meski jenis kulit orang Indonesia sawo matang dan kuning langsat dianugerahi daya tahan lebih terhadap sinar UV dibandingkan ras lain, namun menurut Arimuko proteksi tambahan berupa produk perlindungan kulit sangat diperlukan.

Paparan sinar matahari bukan cuma bisa menyebabkan kulit terbakar atau berwarna lebih gelap, lebih dari itu sinar ultraviolet juga akan membuat kulit kusam, keriput, bahkan kanker kulit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com