Pengajar Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Sandra Fikawati mengatakan, banyak ibu yang menyesal tidak memberikan ASI eksklusif dan tidak memperhatikan asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan bayi. Sebab, mereka baru memahami betul pentingnya gizi ibu dan bayi ketika sang anak sudah melewati masa periode emas tersebut.
"Sebagai ahli gizi saya percaya semua ibu mampu menyusui kalau asupan gizi dan energinya baik," kata Fika dalam acara peluncuran buku Gizi Ibu dan Bayi di Gedung FKM UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/5/2015).
Fika mengatakan, asupan gizi yang baik harus dimulai sejak ibu mengandung. Ibu hamil perlu memerhatikan kenaikan berat badan karena merupakan salah satu aspek penting dalam gizi ibu hamil yang berhubungan langsung dengan tumbuh kembang janjin hingga persiapan masa kelahiran dan pascamelahirkan.
Kemudian, gizi ibu pada masa laktasi juga bagian penting yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Salah satu penyebab rendahnya cakupan ASI eksklusif di Indonesia diduga karena rendahnya status gizi ibu pada masa laktasi.
Semua masalah itu pun dibahas dalam buku "Gizi Ibu dan Bayi" setebal 241 halaman. Buku itu merupakan karya Fika bersama dua penulis lain dari FKM UI, yaitu Ahmad Syafiq, dan Khaula Karima.
Buku ini membahas bagaimana seharusnya asupan gizi ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi. Bahkan asupan gizi untuk ibu hamil kelompok vegetarian. Syafiq mengatakan, buku ini menyertakan data hasil penelitian yang dijabarkan dalam bahasa yang mudah dimengerti.
Ia berharap buku ini dapat menyebarluaskan informasi terkini mengenai gizi ibu dan bayi sehingga tururt menunjang tercapainya perbaikan status gizi ibu dan bayi di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.