Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Penis yang Dicangkokkan Bisa Bekerja Normal?

Kompas.com - 15/06/2015, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Pria asal Afrika Selatan yang menjalani transplantasi penis dikabarkan berhasil menghamili pacarnya. Namun belum jelas apakah penis yang dicangkokkan tersebut mampu bekerja normal seperti penis yang tidak pernah mengalami kerusakan.

Menurut Dr.Andrew Kramer, ahli urologi dari Universitas Maryland Medical Center, penis tidak dibutuhkan pria untuk ejakulasi atau buang air kecil. Dengan demikian, menurutnya, mungkin penis pria tersebut tidak berfungsi seutuhnya secara normal.

"Ejakulasi dikontrol oleh tulang belakang dan tidak butuh penis, kontraksi ritmik dari otot panggul akan mendorong cairan mani keluar, cairan akan seperti menyemprit," kata Kramer yang tidak terlibat dalam proses transplantasi tersebut.

Ia mengatakan, mungkin bagi seorang pria untuk ejakulasi walau penis tidak ereksi. "Mungkin ejakulasinya hanya menetes saja dan itu juga bisa membuat wanita hamil," katanya.

Pria berusia 21 tahun yang namanya dirahasiakan tersebut penisnya terpotong dan hanya menyisakan sekitar satu sentimeter akibat tradisi sunat yang salah di desanya.

Amputasi penis sebenarnya adalah kejadian yang sangat langka dari komplikasi akibat sunat, tapi memang ada beberapa kasus yang tercatat. Dalam salah satu kasus, bocah 7 tahun mengalami amputasi separuh penisnya dalam sebuah kecelakaan yang melibatkan alat sunat mirip pisau guillotine.

Dalam kasus yang sangat jarang, lingkungan yang kotor juga bisa menyebabkan infeksi bakteri sehingga penis harus dipotong.

Cangkok penis menurut Kramer adalah operasi yang rumit. "Dalam sejarah operasi ini sering tak berhasil karena ada banyak bagian yang bergerak untuk seluruhnya," katanya.

Misalnya saja, pembuluh darah, saraf tepi dan uretra harus sejajar dan tersambung dengan sempurna. Selain itu, bagian luar penis harus sejajar dengan bagian dasar dari organ ini.

"Anatomi penis itu sangat kompleks. Separuh di dalam tubuh, separuh ada di luar, bukan hanya menempel ke kulit," katanya.

Saat ini, untuk pria yang mengalami cedera di organ vitalnya ini, dokter biasanya akan mengambil jaringan otot dari lengan bawah dan merekonstruksi penis. Pasien biasanya akan tetap mengalami sensasi dari bagian penis yang tersisa.


Pada pria dari Afrika Selatan tersebut, kemungkinan penis yang dicangkokkan itu berfungsi sebagai kanal untuk ejakulasi atau buang air kecil. "Tak ada jaminan penisnya akan terlihat, terasa, atau bahkan bekerja seperti penis yang belum pernah rusak," kata Kramer.

Pria dari Afrika Selatan itu adalah pasien kedua yang mendapatkan cangkok penis dan yang pertama mampu menghamili seorang wanita. Pasien sebelumnya yang berasal dari Tiongkok meminta agar penis yang dicangkokkan itu dilepas kembali setelah ia mengalami respon psikologi yang negatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau