KOMPAS.com - Anda dengan mudah bisa menemukan resep diet sehat di majalah, koran ataupun internet. Entah itu resep untuk sarapan, makan siang dan malam, maupun untuk camilan. Setuju, pasti resep itu memang benar-benar sehat karena pasti sudah diujicoba.
Masalahnya, sesehat apapun makanan tetap dapat merusak program pencapaian berat badan ideal, karena kesalahan Anda sendiri. Misal, biskuit gandum memang dianjurkan sebagai camilan sehat. Tapi, jika Anda tak bisa berhenti mengunyahnya, program diet sudah pasti jadi berantakan. Cari tahu kebiasaan tanpa sadar apa saja yang masih Anda lakukan yang dapat merusak tujuan sehat Anda.
1. Menaruh makanan di lemari dapur yang terbuka
Jika lemari dapur penuh dengan makanan, berat badan bisa naik sebesar 3-9 kg, menurut buku "Slim by Design" yang ditulis Brian Wansink , direktur Cornell Food and Brand Lab. Jenis makanan yang paling berisiko? Camilan rasa pedas atau gurih. Sekalipun snack itu terbuat dari biji-bijian, gandum utuh dan kaya vitamin, camilan tetaplah camilan. Anda bisa kelebihan kalori jika mengonsumsinya berlebihan.
Solusi: Pindahkan segala jenis makanan terutama jenis cepat saji dari lemari dapur, agar tidak mudah terlihat mata. Ganti dengan mangkuk atau keranjang berisi buah secukupnya.
Menurut riset yang dilakukan Wansink, orang yang dapurnya penuh buah dan sayur, memiliki berat badan sekitar 4kg lebih rendah dibanding yang dapurnya penuh dengan jenis makanan lain.
2. Anda jadi tukang sapu
Yang dimaksud di sini adalah, Anda jadi orang yang selalu menghabiskan sisa makanan anak atau anggota keluarga yang lain. Anak hingga umur 5 tahun memiliki sense yang lebih baik dalam menakar rasa lapar. Mereka makan hanya sebanyak yang mereka butuhkan. Anda patut mencontoh mereka.
Solusi: Sediakan porsi lebih kecil untuk si buah hati. Jika kurang, ia bisa tambah lagi. Bila tetap ada sisa, jangan langsung Anda habiskan. Simpan untuk sesi makan berikutnya.
3. Anda punya piring permen di meja kerja
Masih menurut Wansink, permen yang tersedia di depan mata dapat merangsang orang untuk memakannya terus. Alhasil, Anda jadi mengonsumsi kalori ekstra sebesar 476 kalori. Ini sama artinya, dengan penambahan berat badan sebesar tujuh kilogram.
Solusi: Alih-alih menumpuk permen, lebih baik penuhi piring permen dengan paper clip. Jika Anda tipe orang yang butuh camilan ringan saat kerja, bawa sendiri makanan ringan sehat dari rumah dan batasi jumlahnya.
5. Makan sambil nonton
Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa kebiasaan makan sambil menonton film atau acara TV, cenderung makan dengan porsi lebih banyak. Ini jika dibandingkan dengan orang yang fokus pada makanannya. Pasalnya, ketika menonton TV, Anda jadi tidak sadar sudah berapa sendok nasi dan lauk-pauknya yang sudah masuk ke dalam mulut.
Solusi: Matikan TV saat waktu makan. Fokus kepada apa yang ada di piring Anda. Ketika makan bersama keluarga, alih-alih menonton lebih baik mengobrol. Anak-anak cenderung makan lebih banyak sayur dan buah ketika makan bersama keluarganya.
6. Makan langsung dari bungkusnya
Entah itu popcorn, sereal atau biskuit, makan langsung dari bungkus dapat menumpulkan sense Anda terhadap jumlah yang sudah dikunyah. Ini karena, Anda tidak melihat langsung berapa banyak makanan yang ada dalam bungkus tersebut.
Solusi: Keluarkan makanan dari kemasannya, ambil sedikit, setengah atau satu genggam dan sajikan di piring kecil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.