Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Akibatnya jika Wanita Kekurangan Hormon Testosteron

Kompas.com - 12/08/2015, 20:00 WIB

KOMPAS.com — Testosteron memang lebih dikenal sebagai hormon pria yang membuat mereka lebih gemuk, memanajemen kemarahan, dan mendorong gairah seks yang kuat. Padahal, tubuh wanita pun memiliki hormon ini meski tidak menghasilkan testosteron sebanyak pada pria.

Namun, sejumlah kecil ini bisa membuat emosi dan tubuh wanita menginginkan seks. Seperti halnya pria, bukanlah hal yang baik jika jumlah testosteron pada wanita terlalu sedikit. Inilah lima tanda jika hormon testosteron wanita rendah.

1. Ketertarikan pada seks berkurang 
Ketika kadar hormon testosteron di bawah normal, mungkin Anda akan kurang menginginkan seks meskipun pasangan telah melakukan berbagai sentuhan dan rangsangan. Ketika terpaksa melakukan hubungan seks, kemungkinan tidak akan menyenangkan seperti sebelumnya.

Penelitian menunjukkan bahwa testosteron rendah dapat memengaruhi kemampuan wanita untuk mencapai orgasme. Tidak ada obat yang bisa meningkatkan gairah seks pada wanita. Sebaiknya, bicarakan dengan dokter bila tiba-tiba dorongan seksual Anda menghilang.

2. Tidak bisa menurunkan berat badan 
Berjuang untuk menurunkan berat badan, terutama lemak perut, bisa dilakukan dengan berolahraga. Testosteron membantu mengatur penempatan otot dan lemak pada tubuh wanita. Nah, jika kekurangan hormon ini, keseimbangan lemak akan tertanggu, terutama di sekitar bagian tengah, juga memengaruhi kemampuan untuk membangun otot dan bahkan kehilangan otot yang sudah dimiliki.

Ketika peneliti mengukur kadar testosteron dan kepadatan otot pada 430 wanita Jepang, usia 40–79 tahun, mereka menemukan testosteron rendah dikaitkan dengan hilangnya otot di lengan dan kaki mereka dari waktu ke waktu.

3. Lelah sepanjang waktu 
Normal-normal saja bila mengalami lelah pada suatu waktu sepanjang hari. Namun, bila mengalami lelah sepanjang waktu atau mudah lelah saat berolahraga, hal ini bisa menunjukkan sesuatu yang lebih buruk daripada membutuhkan lebih banyak kafein.

Dalam sebuah penelitian terhadap pria dan wanita di atas usia 65 tahun, para ilmuwan menemukan bahwa mereka dengan testosteron rendah mudah merasa lelah, tidak bisa berjalan secepat yang lain dengan kadar testosteron normal, dan tidak aktif.

4. Mengalami depresi atau kecemasan 
Dalam sebuah penelitian, wanita usia 25–46 tahun dengan testosteron rendah lebih mungkin mengalami depresi. Penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dengan defisiensi testosteron berkepanjangan sering kali lebih cemas dan lebih tertekan daripada wanita dengan kadar testosteron normal.

5. Tulang yang lemah 
Osteoporosis, yang menyebabkan tulang lemah, sering dianggap penyakit wanita karena estrogen yang rendah, yang merupakan faktor kunci dalam hilangnya kepadatan tulang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa rendahnya tingkat testosteron pun dapat menurunkan kekuatan tulang Anda, menurut Harvard Health.

Pria dan wanita yang memiliki tingkat testosteron rendah dianggap "lemah" karena mereka tidak bisa menjabat tangan dengan erat. Bagi kebanyakan wanita, kurangnya estrogen bisa menjadi alasan terjadinya osteoporosis, apalagi setelah menopause, ketika hormon turun drastis. Menggantikan estrogen saja tidak cukup jika testosteron juga tidak seimbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com